Mirae Asset Sekuritas: Ini 4 Faktor Pendukung Peningkatan Harga SUN

Bisnis.com,10 Jan 2019, 09:21 WIB
Penulis: Emanuel B. Caesario
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan bahwa sentimen positif global dan domestik menopang proyeksi kenaikan harga Surat Utang Negara (SUN) di pasar sekunder pada perdagangan Kamis (10/1/2019).

Analis Fixed Income Mirae Asset Sekuritas Indonesia Dhian Karyantono mengatakan dari sentimen global, setidaknya terdapat empat faktor pendukung kenaikan harga SUN di pasar sekunder hari ini.

Pertama, rilis risalah rapat pertemuan FOMC (FOMC Minutes) per Desember 2018 yang cenderung dovish. Risalah tersebut mengindikasikan bahwa The Fed diperkirakan masih menunggu perkembangan data makro ekonomi AS dan kondisi pasar modal dalam proses normalisasi suku bunga acuan mereka pada 2019.

Kedua, hasil pertemuan China-AS terkait pembahasan perdagangan internasional yang diperkirakan positif. Hal ini terindikasi melalui pernyataan wakil dari kedua negara meski pertemuan tersebut diperpanjang menjadi 3 hari dari sebelumnya yang dijadwalkan hanya 2 hari.

Ketiga, belum ada tanda-tanda Pemerintah AS akan mengakhiri government shutdown. Kombinasi antara FOMC Minutes yang dovish, ekspektasi positif dari pertemuan China-AS, serta masih berlanjutnya government shutdown mendorong indeks dolar AS turun ke kisaran 95,22 poin dari sebelumnya di kisaran 95,9 poin.

Adapun yield US Treasury, khususnya tenor 10 tahun, turun tipis ke level 2,7% dari sebelumnya 2,71%. Penurunan ini disebabkan adanya lelang US Treasury 10 tahun.

Sementara itu, sentimen positif global yang terakhir adalah adanya rencana bank sentral China (People's Bank of China/PBoC) untuk mengeluarkan instrumen pinjaman jangka menengah bagi perbankan China dengan harapan perbankan dapat meningkatkan penyaluran kredit guna mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah proyeksi perlambatan ekonomi.

Hal tersebut berpotensi mendorong apresiasi renminbi terhadap dolar AS, yang pada akhirnya diikuti dengan apresiasi rupiah terhadap dolar AS pada hari ini.

Dari domestik, faktor pendukung kenaikan harga SUN berasal dari rilis data penjualan eceran per November 2018 yang tumbuh sebesar 3,4% secara year-on-year (yoy) atau meningkat dibandingkan pertumbuhan Oktober 2018 sebesar 2,9% secara yoy dan di atas ekspektasi pasar yang sebesar 3,3% secara yoy.

Rilis data penjualan eceran tersebut menjadi salah satu gambaran bahwa ekonomi Indonesia masih kuat, yang ditopang oleh konsumsi, di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi dunia. Hal ini berpotensi mendorong apresiasi rupiah pada hari ini.

"Meski sentimen pendukung proyeksi kenaikan harga SUN cukup dominan, investor perlu memperhatikan pergerakan harga minyak mentah dunia yang terus menunjukkan tren kenaikan di tengah ekspektasi damai terkait perang dagang antara China dengan AS," papar Dhian dalam riset harian, Kamis (10/1).

Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan beli untuk seri FR0077, FR0064, FR0078, FR0058, FR0074, dan FR0065. Sementara itu, seri FR0063,FR0068, FR0075, dan FR0079 direkomendasikan tahan.

Berikut proyeksi rentang pergerakan harga dan imbal hasil seri-seri SUN yang likuid, hari ini:

FR0063 (15 Mei 2023): 91,80 (7,89%) - 92,20 (7,77%)
FR0077 (15 Mei 2024): 101,10 (7,87%) - 101,60 (7,75%)
FR0064 (15 Mei 2028): 87,35 (8,08%) - 87,60 (7,98%)
FR0078 (15 Mei 2029): 102,30 (7,92%) - 102,90 (7,83%)
FR0065 (15 Mei 2033): 86,10 (8,30%) - 86,45 (8,25%)
FR0068 (15 Maret 2034): 101,20 (8,23%) - 101,70 (8,18%)
FR0075 (15 Mei 2038): 92,00 (8,34%) - 92,55 (8,28%)
FR0079 (15 April 2039): 100,60 (8,31%) - 101,10 (8,26%)

Adapun rupiah diperkirakan bergerak fluktuatif di kisaran Rp14.003-Rp14.148.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Margrit
Terkini