Tangkal Masalah Kependudukan, Kanada Siap Terima 1 Juta Imigran

Bisnis.com,11 Jan 2019, 13:02 WIB
Penulis: Iim Fathimah Timorria
Ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Parlemen Kanada mengumumkan rencana untuk menerima lebih dari satu juta imigran untuk menjadi penduduk tetap negara itu dalam kurun waktu tiga tahun.

Jumlah tersebut setara dengan pertumbuhan 1% jumlah penduduk setiap tahunnya.

Dilansir CNN pada Jumat (11/1/2019), Kanada telah menerima 286 ribu penduduk tetap baru pada 2017.

Adapun 1 juta imigran yang rencananya akan menjadi penduduk Kanada diproyeksikan untuk tiga tahun ke depan. Dengan perincian 350 ribu imigran pada 2019, 360 ribu pada 2020, dan meningkat menjadi 370 ribu pada 2021.

Rencana penerimaan jumlah imigran ini sejalan dengan kebijakan pemerintah Kanada yang terbuka pada para pendatang. Menteri Imigrasi, Pengungsi, dan Kependudukan Kanada (IRCC) Ahmed Hussen bahkan secara khusus berterima kasih kepada para imigran.

"Terima kasih kepada para pendatang yang telah kami terima sepanjang sejarah kami," ujar Hussen.

"Kanada telah berkembang menjadi negara yang kuat dan penuh energi yang kita nikmati," sambungnya.

Hussen yang merupakan imigran dari Somalia, mengatakan masuknya imigran akan membantu meredam populasi Kanada yang mulai menua.

Saat ini Kanada sedang menghadapi permaslahan penurunan tingkat kelahiran ketika di saat bersamaan berusaha meningkatkan jumlah angkatan kerja.

Sikap ramah Kanada terhadap pendatang merupakan anomali di tengah ketatnya kebijakan negara Barat terhadap arus imigrasi, termasuk Amerika Serikat yang tengah dirundung perdebatan soal pembangunan tembok perbatasan untuk memperketat pendatang baru.

Pemerintahan Justin Trudeau juga mendedikasikan diri untuk memberi perlindungan terhadap pengungsi. IRCC telah mengalokasikan dana senilai US$5,6 juta untuk inisiatif global untuk penempatan pengungsi

Badan Pengungsi PBB melaporkan pada 2017 terdapat 68,5 juta orang yang terpaksa meninggalkan tempat tinggalnya di seluruh dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini