BPJT Bersiap Melelang 6 Ruas Tol, Ini Perinciannya!

Bisnis.com,14 Jan 2019, 06:16 WIB
Penulis: Rivki Maulana
Ilustrasi: Kendaraan melintas di jalan tol Bogor, Ciawi, Sukabumi (Bocimi) seksi I yang telah beroperasi di Ciawi, Bogor, Jawa Barat, Kamis (3/1/2019)./ANTARA-Yulius Satria Wijaya

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat segera membuka lelang investasi enam ruas tol yang diprakarsai badan usaha. Panjang enam ruas ini tercatat 391,73 kilometer dan pembangunannya diperkirakan menelan investasi sebesar Rp131,20 triliun.

Keenam ruas tol prakarsa yang akan dilelang tahun ini yaitu:

Berdasarkan catatan Bisnis, lima ruas prakarsa sudah diperkenalkan dalam penjajakan minat pasar (market sounding) pada Juli 2018.

Adapun, ruas Solo—Yogyakarta—Kulonprogo baru mendapat izin prakarsa setelah penjajakan minat pasar digelar.

Kepala Panitia Pelelangan Pengusahaan Jalan Tol Badan Pengatur Jalan Tol Eka Pria Anas mengatakan bahwa badan usaha tengah melakukan perbaikan pada sejumlah  dokumen perencanaan jalan tol.

"Kami usahakan [lelang] pada tahun ini semua. Prinsipnya sudah dapat lelang," jelasnya kepada Bisnis, Jumat (11/1/2019).

Sesuai dengan ketentuan, badan usaha yang menjadi pemrakarsa ruas tol baru tetap diharuskan mengikuti lelang investasi. Namun, inisiator memiliki hak istimewa, yaitu hak menyamakan penawaran (right to match). Dengan kata lain, peluang pemrakarsa memenangi lelang amat besar.

Pada enam ruas prakarsa yang akan dilelang, badan usaha milik negara (BUMN) dan perusahaan swasta turut bekerja sama.

Di ruas Semanan—Balaraja, misalnya,  PT Delta Mega Persada berkongsi dengan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. Perkonsian perusahaan pelat merah dan pelat kuning juga terjadi di ruas Akses Patimban dan Solo—Yogyakarta—Kulonprogo.

Bahkan, di ruas Akses Patimban, perusahaan asing Toyota Shuzo Corporation berpeluang menanam modal.

Presiden Direktur PT Surya Semesta Internusa Tbk. Johanes Suriadjaja mengatakan keterlibatan Toyota membuka peluang pendanaan dari Japan International Cooperation Agency (JICA).

Namun, di sisi lain, kepemilikan saham masing-masing anggota konsorsium akan berkurang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Zufrizal
Terkini