Kenaikan Harga Gula Dunia Tak Pengaruhi Rencana Impor Indonesia

Bisnis.com,16 Jan 2019, 17:19 WIB
Penulis: Yustinus Andri DP
Seorang pekerja berdiri di antara tumpukan karung gula mentah/Bloomberg

JAKARTA — Aktivitas impor gula mentah Indonesia diyakini tidak akan terganggu oleh potensi kenaikan harga gula global pada tahun ini.

Direktur Eksekutif Asosiasi Gula Indonesia Agus Pakpahan mengatakan, potensi kenaikan harga gula global pada 2019 tidak akan berdampak banyak kepada biaya yang dikeluarkan importir. Pasalnya, para importir Indonesia telah lebih dulu melakukan perjanjian dan kontrak pembelian pada tahun lalu untuk pengadaan tahun ini, kendati kuota impornya ditentukan oleh pemerintah.

“Biasanya kontrak pembelian sudah dilakukan tahun lalu dengan perjanjian penyesuaian terhadap kuota pembelian dengan negara eksportir. Jadi, potensi kenaikan harga tahun ini tidak akan berdampak banyak,” jelasnya, Selasa (15/1/2019).

Di sisi lain, importir Indonesia juga berpeluang mencari negara eksportir gula yang memberikan harga yang bersaing atau lebih rendah dari harga global. Dengan demikian, para importir bisa mereduksi pembengkakan pengeluaran akibat kenaikan harga gula dunia.

Adapun, menurutnya, selama ini Indonesia mengimpor gula mentah dari dua negara, yakni Thailand dan Australia. Hal itu tak lepas dari bea masuk yang dikenakan pemerintah ketika mengimpor gula dari kedua negara tersebut.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, bea masuk gula mentah dari Thailand dan Australia sebesar 5%. Thailand mendapatkan insentif tersebut setelah tergabung dalam Asean Trade in Goods Agreement (ATIGA) yang dilaksanakan sejak 2010. Sementara itu. Australia mendapatkan insentif melalui pakta dagang Asean, Australia, New Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA).

Pada perkembangan lain, rencana Indonesia yang akan memangkas kuota impor gula tahun ini dinilai tidak akan memengaruhi harga gula dunia walaupun Indonesia kini menjadi negara importir terbesar di dunia mengalahkan China dan Amerika Serikat (AS).

“Saya proyeksikan [harga gula dunia] masih lebih ditentukan oleh faktor eksternal, seperti cuaca dan mata uang negara penghasil,” ujar analis Asia Trade Point Futures Andri Hardianto.

Sekadar catatan, pemerintah kemungkinan besar akan menurunkan alokasi kuota impor gula mentah untuk gula kristal rafinasi pada 2019 dibandingkan dengan tahun lalu yang ditetapkan sebesar 3,6 juta ton.

Andri mengatakan harga gula dunia akan lebih dipengaruhi oleh data fundamental panen negara penghasil terbesar seperti Brasil dan India.

Walaupun demikian, pada 2019, pasokan gula dunia diprediksi akan terganggu akibat cuaca yang kurang mendukung untuk produksi gula. Kemudian, mata uang Brazil tengah menguat, diyakini akan mendorong naik harga gula dunia.

Selain itu, harga gula lebih dipengaruhi oleh harga minyak dunia karena juga akan menyeret harga etanol atau biofuel yang berbahan dasar tebu. Saat ini, harga minyak yang tengah memulai tren bullish-nya diprediksi juga akan mendorong harga gula pada awal tahun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Wike Dita Herlinda
Terkini