Rencana Pemangkasan Ekspor Dongkrak Harga Karet

Bisnis.com,16 Jan 2019, 16:02 WIB
Penulis: Renat Sofie Andriani
Petani memanen getah karet di Banyuasin, Sumatra Selatan, Selasa (8/1/2019)./Antara-Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA – Harga karet berhasil rebound dari pelemahannya pada perdagangan hari ini, Rabu (16/1/2019), didorong laporan rencana pemangkasan ekspor oleh sejumlah negara penghasil utama karet.

Berdasarkan data Bloomberg, harga karet untuk kontrak teraktif Juni 2019 di Tokyo Commodity Exchange (Tocom), rebound dan ditutup menguat 0,44% atau 0,80 poin di level 183,60 yen per kg.

Padahal, harga karet kontrak Juni hanya mampu dibuka stagnan di level 182,80 pagi tadi, setelah berakhir turun 0,38% atau 0,70 poin pada perdagangan Selasa (15/1).

Sejalan dengan harga karet Tokyo, harga karet untuk kontrak teraktif Mei 2019 di Shanghai Futures Exchange membukukan rebound dan berakhir menguat 0,87% atau 100 poin di 11.620 yuan per ton, setelah tertekan selama empat hari perdagangan berturut-turut sebelumnya.

Dilansir dari Bloomberg, tim teknis di dalam International Tripartite Rubber Council (ITRC) telah mengusulkan pemangkasan ekspor karet alam sebesar 300.000 metrik ton tahun ini.

“Hal itu dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan harga,” ujar Oke Nurwan, direktur jenderal perdagangan luar negeri di Kementerian Perdagangan RI.

Pemerintah Indonesia dan Malaysia, lanjutnya, telah menyetujui proposal untuk pemangkasan gabungan. Adapun Thailand belum menyetujuinya sejauh ini.

“Spekulasi bahwa produsen-produsen utama akan menyetujui tindakan terkoordinasi untuk meningkatkan harga telah mendorong investor untuk membeli kontrak berjangka karet,” kata Takaki Shigemoto, analis di perusahaan riset JSC.

Pergerakan Harga Karet Kontrak Juni 2019 di Tocom

Tanggal

Harga (Yen/Kg)              

Perubahan

16/1/2019

183,60

+0,44%

15/1/2019

182,80

-0,38%       

11/1/2019

183,50                             

+0,16%

10/1/2019

183,20

-1,35%

Sumber: Bloomberg  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini