Ke AS Lagi, Mendag Kembali Tegaskan Pembahasan GSP

Bisnis.com,17 Jan 2019, 19:27 WIB
Penulis: Wike Dita Herlinda
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita memberikan penjelasan kepada awak media, di Jakarta, Senin (7/1/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Perdagangan mengawali diplomasi perdagangan Indonesia tahun ini dengan melakukan kunjungan ke Amerika Serikat pada 1419 Januari 2019.

“Kunjungan kerja sekaligus misi dagang ini dilakukan karena AS merupakan salah satu negara terpenting tujuan ekspor Indonesia dan sumber investasi asing saat ini. Melalui kunjungan kerja ini, Indonesia terus menjaga dialog terbuka untuk memperkuat kemitraan perdagangan dan investasi dengan AS,” jelas Mendag dalam siaran pers yang dilansir, Kamis (17/1/2019).

Delegasi bisnis Indonesia yang menyertai kunjungan kerja Mendag kali ini terdiri dari para pengusaha yang berminat mengembangkan ekspor dan impor dengan AS, serta melakukan investasi baik di AS maupun di Indonesia.

Hal ini merupakan kelanjutan dari kunjungan kerja pada Juli 2018, di mana Mendag RI dan Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross antara lain sepakat untuk meningkatkan perdagangan dua arah dari US$28 milliar saat ini menjadi US$50 milliar.

Salah satu kegiatan dalam kunjungan kerja Mendag kali ini adalah pertemuan dengan Perwakilan Perdagangan AS (USTR) Duta Besar Robert E. Lighthizer di kantor USTR di Washington DC, AS, pada Selasa (15/1) waktu setempat.

Dalam pertemuan tersebut antara lain dibahas perkembangan isu-isu terkait Generalized System of Preferences (GSP) yang saat ini tengah ditinjau kembali oleh Pemerintah AS.

“Pertemuan dengan USTR berlangsung konstruktif karena kedua pihak memahami bahwa program GSP bagi Indonesia sesungguhnya menguntungkan kedua negara karena produk ekspor Indonesia yang mendapatkan fasilitas GSP tersebut memang dibutuhkan oleh pelaku usaha di AS dalam proses produksi mereka sehingga kompetitif,” tutur Mendag.

Kedua pihak sepakat untuk melanjutkan pembahasan mengenai peninjauan GSP ini agar dicapai hasil yang positif dan saling menguntungkan. Sementaraitu, fasilitas GSP saat ini masih tetap diberikan kepada Indonesia.

“Dengan demikian, tidak perlu ada kekhawatiran di kalangan eksportir Indonesia untuk memanfaatkan fasilitas ini,” imbuh Mendag.

Dalam pertemuan Mendag dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) AS, Presiden dan CEO Kadin AS Tom Donohue menyatakan dukungan kuat terhadap keberlanjutan program GSP karena telah memberi manfaat nyata bagi kedua pihak.

Anggota KADIN AS juga mendapatkan informasi terbaru dari Mendag mengenai agenda perdagangan yang ditempuh Indonesia pada tahun 2018 serta rencana selanjutnya pada 2019 untuk membawa Indonesia lebih dalam lagi ke dalam mata rantai pasok global.

Mendag juga melakukan pertemuan dengan Presiden dan CEO Footwear Distributors & Retailers of America (FDRA) Matt Priest di KBRI di Washington DC, AS. FDRA juga menyampaikan dukungannya terhadap pemberian fasilitas GSP kepada Indonesia dan dukungan agar kedua pihak mendorong sourcing sepatu yang lebih besar ke Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Wike Dita Herlinda
Terkini