Bank Index Matangkan Rencana Melantai di Bursa

Bisnis.com,17 Jan 2019, 14:57 WIB
Penulis: Ipak Ayu H Nurcaya
Investor memantau pergerakan saham di layar komputer di Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) Pusat Informasi Go Public, Bandung, Jawa Barat, Selasa (15/1/2019)./Bisnis-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Index Selindo mulai mematangkan diri untuk melantai di Bursa Efek Indonesia pada 2020.

Direktur PT Bank Index Selindo Daniel Satyawan mengatakan, keputusan untuk melakukan initial public offering (IPO) bertujuan untuk memudahkan perseroan naik kelas dari kategori bank umum kegiatan usaha (BUKU) II menjadi BUKU III. Saat ini, perseroan masih memiliki modal inti sekitar Rp1,2 triliun sehingga untuk naik menjadi BUKU III masih diperlukan suntikan dana lagi.

“Menjadi BUKU III paling tidak harus mengantongi Rp5 triliun, untuk itu kami putuskan go public sebagai jalan ke sana. Harapannya paling lama tahun depan sudah bisa IPO,” katanya kepada Bisnis, belum lama ini.

Daniel mengaku, perseroan sudah mempelajari hal-hal yang diperlukan untuk IPO. Menurutnya, tidak ada hal yang sulit dan perlu disiapkan secara khusus lagi. Sistem keterbukaan menjadikan perseroan lebih matang untuk menjadi perusahaan terbuka.

Tahun lalu, perseroan berhasil mencatatkan kinerja kredit yang cukup siginifikan dengan tumbuh sekitar 25%. Angka itu melesat dari target yang ditetapkan dalam rencana bisnis bank (RBB) 2018. Pada 2018, Bank Index mematok kredit Rp6 triliun. Adapun, realisasinya mencapai Rp6,3 triliun.

“Jadi memang tahun lalu banyak teman-teman manajemen profesional yang membawa nasabah-nasabah baru makanya tinggi sekali permintaannya.”

Adapun, mayoritas kredit disalurkan ke sektor perdagangan, khususnya industri kecil. Secara total, porsi kredit pada UMKM saat ini di atas 50%, Namun, derasnya laju kredit tidak diikuti dengan pertumbuhan dana pihak ketiga atau DPK yang tahun lalu hanya mencatatkan pertumbuhan sekitar 15%. Untuk itu, pada tahun ini Bank Index hanya mematok pertumbuhan kredit yang tidak jauh berbeda dengan industri atau sekitar 12% dan DPK 10%.

“Akhir 2017 kami punya kelebihan pendanaan, kami punya capital juga masih di atas 20%. Jadi 2018 kami masih mengoptimalkan modal. Tahun ini LDR kami akan jaga di kisaran yang sama dengan harapan turun sampai dengan 90%.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hendri Tri Widi Asworo
Terkini