Jalan Aspal Meleleh Akibat Gelombang Panas di Australia

Bisnis.com,20 Jan 2019, 08:59 WIB
Penulis: Chelin Indra Sushmita
Peta wilayah Australia yang diterjang gelombang panas (Business Insider)

Bisnis.com, CANBERRA Gelombang panas di Australia semakin menggila. Suhu yang sangat tinggi membuat beberapa ruas jalan beraspal di Negeri Kangguru itu meleleh. Gelombang panas tersebut terjadi sejak awal pekan ini.

Gelombang panas itu mencapai rekor tertinggi sepanjang abad ke-21 di Australia. Berdasarkan laporan The Guardian, Jumat (18/1/2019), peningkatan suhu terus terjadi di Australia menyebabkan sejumlah kerusakan. Aspal jalan raya di wilayah Wauchope, sekitar 373 kilometer utara Sydney, dilaporkan meleleh. Petugas dari Dinas Pekerjaan Umum setempat harus sering menyemprotkan air untuk mendinginkan permukaan jalan. Hal itu dilakukan agar aspal yang meleleh tidak menempel di ban kendaraan.

Menurut laporan Badan Meteorologi setempat, rata-rata suhu udara di Australia mencapai 40 derajat celsius. Peningkatan suhu udara diperkirakan masih terus berlanjut sampai akhir pekan. "Suhu udara di Australia akan semakin panas. Suhu udaranya bisa mencapai lebih dari 40 derajat celsius," kata perwakilan Badan Meteorologi Australia, Blair Trewin.

Gelombang panas tersebut membuat masyarakat Australia stres. Mereka harus memakai tabir surya untuk melindungi kulit. Mereka juga harus menjaga kondisi tubuh agar tidak dehidrasi. "Galombang panas ini menyebabkan masalah kesehatan. Mulai dari pusing, emosi meningkat, dehidrasi, nyeri otot, muntah, hingga denyut nadi yang semakin cepat," kata anggota Badan Meteorologi Australia lainnya, Ann Farrell.

Peningkatan suhu udara tersebut juga menyebabkan sejumlah hewan mati. Gelombang panas ini merupakan salah satu dampak pemanasan global yang semakin buruk. Kondisi seperti ini sempat terjadi di Australia pada 2013 lalu. Kala itu, suhu udara di wilayah Australia mencapai 40,3 derajat celsius.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini