Hashim Biayai Kampanye Pilgub DKI, Jubir TKN Jokowi Tanggapi Santai

Bisnis.com,22 Jan 2019, 21:05 WIB
Penulis: Aziz Rahardyan
Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Anggota Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Pramono Anung dalam debat pertama Pilpres 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019)./ANTARA-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA — TKN Jokowi-Ma'ruf hanya menganggap pernyataan Hashim Djojohadikusumo yang mengungkit lagi bantuannya untuk kampanye Joko Widodo - Basuki Tjahaja Purnama (Jokowi-Ahok) pada Pilgub DKI Jakarta 2012 merupakan hal biasa.

Juru Bicara TKN Jokowi-Ma'ruf Arya Sinulingga menilai bantuan dalam kampanye merupakan hal lumrah. Bahkan menurutnya, banyak orang biasa yang menyumbangkan dana kampanye secara cuma-cuma untuk pasangan calon yang disukainya.

"Namanya orang membantu [untuk kampanye pasangan calon], ada saja, dan banyak orang membantu," ujar Arya kepada Bisnis, Selasa (22/1/2019).

Oleh sebab itu, Arya tidak mempermasalahkan pernyataan adik kandung dari calon presiden Prabowo Subianto tersebut. Sebab ketika itu, Hashim memang merupakan salah satu politisi partai Gerindra yang juga mengusung Jokowi-Ahok.

"Kalau mau diungkit ya, silahkan saja. Siapa yang mau bantu [dalam kampanye] kan silahkan, dalam pemilu ya pasti banyak yang bantu, enggak mungkin jalan sendiri," tambahnya.

Sebelumnya Direktur Program TKN Jokowi-Ma'ruf Aria Bima yang merupakan politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tidak menyangkal bahwa Hashim memang menyumbang untuk kampanye Jokowi-Ahok.

Tetapi Aria menjelaskan, hal tersebut merupakan komitmen dan kesepakatan antara PDIP-Gerindra. Sehingga, upaya mengungkit kembali jasa di masa lalu menunjukkan ketidaksiapan seorang politisi untuk memperjuangkan calon terbaik pilihannya masing-masing di masa sekarang.

"Lha kan dia memang sepakat mengusung Jokowi-Ahok [di Pilgub DKI Jakarta 2012]. Tidak diungkit sekalian waktu zaman bu Mega sama pak Prabowo? [di Pilpres 2009]," ungkap Aria kepada Bisnis, Selasa (22/1/2019).

"Kalau belum siap jadi pejuang, jangan jadi pejuang. Ini [pemilu] bukan dagang. Hashim tidak siap, ini soal politik, soal perjuangan, soal kerelaan. Bukan untuk kandidat, [tapi] untuk mengurus bangsa ini," ujar pria kelahiran Semarang, 29 Mei 1965 ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini