Rupiah Bisa Ditekuk Dolar AS

Bisnis.com,22 Jan 2019, 21:47 WIB
Penulis: Finna U. Ulfah
Rupiah dan IHSG kompak menguat dua hari beruntun Rabu dan Kamis 9 dan 10 Januari 2019

Bisnis.com, JAKARTA — Keperkasaan rupiah kembali diuji seiring dengan gejolak geopolitik negara ekonomi terbesar dunia, yaitu Inggris, AS, dan China.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan, hari ini, Selasa (22/1/2019), rupiah ditutup menguat tipis 0,049% atau naik 7 poin menjadi Rp14.220 per dolar AS.

Analis Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, penurunan tersebut seiring dengan sinyal ketidakjelasan dari politik Inggris dan Amerika Serikat sehingga akan membawa rupiah melanjutkan reli pelemahannya.

“Sentimennya kali ini terutama berasal dari tiga negara dengan ekonomi terbesar di dunia, seperti Inggris dengan Brexitnya, kegaduhan politik Amerika Serikat, dan perlambatan ekonomi China,” ujarnya saat dihubungi Bisnis.

Ibrahim mengatakan, rupiah melemah cukup tajam karena dinamika Brexit yang masih belum menemukan solusi. Pada pekan ini, Perdana Menteri Inggris, Theresa May, akan kembali ke parlemen untuk melanjutkan perundingan terkait dengan kesepakatan Brexit setelah pada pekan lalu proposal kesepakatan Brexit yang dibawanya ditolak oleh hampir seluruh anggota parlemen.

Adapun, mayoritas masyarakat Inggris mengharapkan adanya kesepakatan tentang keluarnya Inggris dari Benua Biru, karena jika Inggris akan keluar tanpa persyaratan apapun, ekonomi Inggris diprediksi melemah hingga 8%.

Selain itu, kegaduhan politik AS dengan penutupan Pemerintahan AS yang juga menyeret turun mata uang garuda, sudah memasuki hari ke-31 sehingga menjadi penutupan pemerintahan terlama sepanjang sejarah.

Di sisi lain, Presiden AS, Donald Trump akan berdamai dengan partai oposisi, yaitu partai Demokrat, dengan memberikan kebijakan alternatif yaitu memberikan jaminan pada imigran muda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Gajah Kusumo
Terkini