Harga Karet Anjlok, Menteri PUPR Perintahkan Proyek Jalan Gunakan Campuran Aspal-Karet

Bisnis.com,23 Jan 2019, 00:53 WIB
Penulis: Rivki Maulana
Petugas mengoperasikan alat berat saat pengaspalan di Jalur Pantura kawasan Gemuh, Kendal, Jawa Tengah, Minggu (28/5)./Antara-Hafidz Mubarak A

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat (PUPR) bakak memulai pembelian karet alam untuk campuran aspal pada Februari 2019. Aspal yang dicampur dengan karet alam atau aspal karet dinilai memiliki daya tahan lebih kuat dibandingkan dengan aspal biasa.

Menteri PUPR, Basuk Hadimuljono mengatakan penggunaan aspal karet dalam pemeliharaan jalan nasional diharapkan bisa mengerek harga karet yang tengah anjlok. Dia menambahkan, Kementerian PUPR akan memprioritaskan penggunaan karet di Sumatra Selatan, salah satu sentra produksi karet alam di Indonesia.

"Kami akan beli dengan harga Rp8.000, sekarang harganya terlalu rendah, hanya Rp5.000. Paling lambat minggu pertama Februari sudah dilakukan," jelasnya di Jakarta, Selasa (22/1/2019).

Menurut Basuki, jumlah karet alam yang akan diserap Kementerian PUPR tahun ini mencapai 2.542 ton. Pembelian karet dilakukan secara bertahap untuk menjaga kualitas karet alam. Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR, Endra S. Atmawidjaja sebelumnya mengatakan pihaknya tidak akan membeli karet langsung dari petani.

Dia menyebut, karet dari petani dibeli oleh pabrik atau koperasi yang memproduksi brown crepe. Kementerian PUPR nantinya akan membeli brown crepe dari pabrik. " Syaratnya, pabrik wajib mencantumkan Surat Keterangan dan kuitansi pembelian dari petani atau KUD," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, penggunaan aspal karet dalam penanganan jalan nasional antara lain telah diterapkan pada ruas Beliti - Tebing Tinggi - Lahan pada 2017-2018. Di ruas sepanjang 125 kilometer itu, penggunaan aspel karet mencapai 4,37 kilometer. Porsi karet mencapai 7% atau 81 ton per kilometer.

Indonesia merupakan salah satu penghasil karet alam terbesar di dunia. Setiap tahun, produksi karet alam Indonesia mencapai 3,2 juta ton. Sebanyak 600.000 ton digunakan di dalam negeri sedangkan sisanya diekspor ke mancanegara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini