Mirae Asset Sekuritas: 4 Sentimen Global Dukung Kenaikan Harga SUN

Bisnis.com,23 Jan 2019, 10:13 WIB
Penulis: Emanuel B. Caesario
Ilustrasi./Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan harga Surat Utang Negara (SUN) akan meningkat oada perdagangan Rabu (23/1/2019), didukung oleh empat sentimen positif global.

Analis Fixed Income Mirae Asset Sekuritas Indonesia Dhian Karyantono mengatakan sentimen positif pertama berasal dari rilis data penjualan rumah bekas AS (US existing home sales) per Desember 2018 yang mengalami pertumbuhan negatif (kontraksi) sebesar 6,4% month-on-month (mom). Realisasi itu lebih buruk dibandingkan ekspektasi pasar dengan kontraksi hanya sebesar 1% mom.

Capaian itu pun mendorong yield US Treasury, khususnya tenor 10 tahun, turun ke kisaran 2,74% dari sebelumnya di kisaran 2,79%.

Selain itu, Brexit kembali menunjukkan perkembangan positif bagi pasar setelah beberapa anggota Parlemen Inggris mengindikasikan bakal mengantisipasi terjadinya hard Brexit atau no deal Brexit melalui persetujuan perpanjangan Pasal 50 (Article 50) yang berarti menunda waktu keluarnya Inggris dari Uni Eropa (UE) secara resmi pada 29 Maret 2019.

Mata uang poundsterling merespons positif hal tersebut dengan apresiasi sebesar 0,5% terhadap dolar AS ke level 0,7718 pounds, yang pada akhirnya juga mendorong penurunan tipis indeks dolar AS ke kisaran 96,3 dari sebelumnya 96,34 poin.

Sentimen positif ketiga adalah turunnya harga minyak mentah dunia untuk kategori WTI, yang pada perdagangan terakhir turun kurang lebih 2,34% ke kisaran US$52,81 per barel dibandingkan dengan hari sebelumnya.

Sentimen positif terakhir adalah adanya klarifikasi atau sangkalan dari Pemerintah AS atas isu batalnya rencana pertemuan antara AS dengan China pada pekan depan terkait pembahasan lanjutan kesepakatan dagang. Bantahan ini sekaligus menjaga ekspektasi positif terkait berakhirnya perang dagang antara kedua negara.

Sebelumnya, isu batalnya rencana pertemuan antara AS dengan China menjadi katalis negatif bagi perdagangan global yang pada akhirnya mendorong naiknya indikator risiko pasar modal (CBOE Volatility Index) sebesar 16,85% ke level 20,8 poin.

Meski sentimen global didominasi oleh sentimen positif bagi harga SUN hari ini, investor tetap perlu mewaspadai risiko dari rebound harga minyak mentah dunia setelah adanya penyangkalan dari Gedung Putih. Pergerakan yuan juga perlu dicermati seiring adanya kekhawatiran berlanjutnya depresiasi yuan pascarilis data pertumbuhan ekonomi China kuartal IV/2018.

"Kami masih merekomendasikan investor untuk fokus pada perdagangan seri SUN benchmark yaitu FR0077, FR0078, FR0068, dan FR0079," papar Dhian dalam riset harian, Rabu (23/1).

Berikut proyeksi rentang pergerakan harga dan imbal hasil seri-seri SUN yang likuid, hari ini:

FR0063 (15 Mei 2023): 91,75 (7,92%) - 92,10 (7,82%)
FR0077 (15 Mei 2024): 100,60 (7,98%) - 101,00 (7,86%)
FR0064 (15 Mei 2028): 86,40 (8,24%) - 87,00 (8,14%)
FR0078 (15 Mei 2029): 101,10 (8,09%) - 101,60 (8,02%)
FR0065 (15 Mei 2033): 84,40 (8,53%) - 85,00 (8,45%)
FR0068 (15 Maret 2034): 98,85 (8,51%) - 99,45 (8,44%)
FR0075 (15 Mei 2038): 90,60 (8,47%) - 91,20 (8,43%)
FR0079 (15 April 2039): 98,65 (8,51%) - 99,25 (8,45%)

Adapun rupiah diperkirakan bergerak fluktuatif di kisaran Rp14.185-Rp14.230.

Berikut review perdagangan pada Selasa (22/1):
-PRICE OF INDONESIA GOVERNMENT BONDS-
FR0077: -2,70 bps to 100,68 (7,96%)
FR0078: -6,80 bps to 101,19 (8,07%)
FR0068: -1,80 bps to 99,01 (8,49%)
FR0079: +8,80 bps to 98,55 (8,52%)

-YIELD OF GLOBAL BONDS-
UST 2yr: -0,028 point to 2,59%
UST 5yr: -0,046 point to 2,58%
UST 10yr: -0,045 point to 2,74%
UST 30yr: -0,038 point to 3,06%
German Bund 10yr: -0,019 point to 0,23%
UK Gilt 10yr: +0,001 point to 1,32%

-CDS OF INDONESIA BONDS-
CDS 2yr: +0,83% to 52,35
CDS 5yr: +0,21% to 125,66
CDS10yr: +0,61% to 199,38

-CRUDE OIL PRICES -
WTI: -2,34% to $52,81 per barrel
BRENT: -2,02% to $61,50 per barrel

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Margrit
Terkini