Saham Produsen Chip Topang Penguatan Indeks Topix

Bisnis.com,24 Jan 2019, 15:59 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Bursa Jepang/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Topix Jepang ditutup menguat pada perdagangan Kamis (24/1/2019), menghapus pelemahan sebelumnya, didorong oleh reli perusahaan teknologi.

Di sisi lain, penurunan saham emiten operator kereta api serta makanan dan minuman menjadi penekan indeks.

Indeks Topix ditutup menguat 0,36% atau 5,57 poin ke level US$1.552,60, sedangkan indeks Nikkei 225 ditutup melemah 0,09% atau 19,09 poin ke level 20.574,63.

Produsen elektronik berkontribusi paling besar pada rebound indeks Topix, dipimpin oleh saham semikonduktor karena pendapatan sejumlah emiten lebih baik dari yang diperkirakan beberapa investor. Saham Tokyo Electro menguat 4,5% dan Advantest naik 6,2%.

Di sisi lain, Nikkei 225 ditutup melemah, dipimpin oleh penurunan Takara Holdings Inc. dan Recruit Holdings Co.

Juichi Wako, analis Nomura Securities Co., mengatakan pasar kurang memiliki insentif untuk melakukan aksi beli, dan investor menunggu untuk rilis pendapatan perusahaan yang akan dimulai pekan depan.

Sementara itu, Nikon Corp melonjak setelah menyelesaikan gugatan dengan ASML Holding NV dan Carl Zeiss SMT AG atas paten untuk peralatan litografi dan kamera digital.

Indeks Topix jatuh pada pembukaan pasar karena investor mempertimbangkan prospek pertumbuhan ekonomi AS menyusul komentar dari Ketua Dewan Penasihat Ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett.

Hassett mengatakan dalam sebuah wawancara CNN pada Rabu bahwa jika penutupan sebagian pemerintahan federal (government shutdown) berlanjut hingga Maret, ada AS mencetak pertumbuhan ekonomi nol persen kuartal ini.

"Pasar telah melangkah terlalu jauh dalam penetapan harga dalam memburuknya pendapatan perusahaan dan kondisi ekonomi," kata Ikuo Mitsui, fund manager di Aizawa Securities Co, seperti dikutip Bloomberg.

“Rasanya ekuitas Jepang dan AS telah mendapatkan toleransi terhadap berita buruk. Ada kemungkinan saham lokal dapat bangkit kembali karena valuasi yang rendah," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini