Tren Penurunan Benamkan Harga Minyak

Bisnis.com,24 Jan 2019, 19:35 WIB
Penulis: Dika Irawan
Harga minyak mentah Indonesia turun./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA — Selama sepekan terakhir, harga minyak dunia menunjukkan tren penurunan. Hal ini merupakan respons dari kekhawatiran kelebihan pasokan minyak Amerika Serikat, sentimen politik, dan proyeksi melambannya ekonomi dunia pada tahun ini.

Mengutip data Bloomberg, Kamis (24/1/2019), pada perdagangan pukul 17.33 WIB, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) menguat tipis 0,10%  atau 0,05 poin menjadi US$52,67 per barel. Sedangkan minyak Brent tergusur 0,10% atau 0,06 poin menjadi US$61,08 per barel. Selama 5 hari, harga minyak WTI hanya meningkat 0,50% dan Brent cuma naik 0,16%.

Kekhawatiran berlimpahnya pasokan minyak datang dari Amerika Serikat. Menurut data American Petroleum yang dirilis, Kamis (24/1), memperlihatkan persediaan minyak mentah AS naik 6,55 juta barel pada pekan lalu. Sementara itu menurut data Pemerintah AS memperlihatkan stok minyak AS turun 750.000 barel pekan lalu.

Takayuki Nogami, Kepala Ekonom Japan Oil mengatakan, kabar persediaan data tersebut menimbulkan kekhawatiran pasar minyak mentah terhadap melubernya pasokan komoditas itu.

“Sehingga membebani harga pasar minyak,” katanya, mengutip dari Bloomberg, Kamis (24/1/2019).

Dia memperkirakan harga minyak dunia akan terus terjebak dalam kisaran ketat di angka US$50 per barel. “Baik berita bullish dan bearish tidak memiliki faktor penentu yang terus menempatkan tekanan ke atas atau ke bawah,” katanya.

Prospek pasokan yang membengkak plus bayang-bayang pertumbuhan ekonomi yang melempem membebani harga komoditas ini. Teranyar, Dana Moneter Internasional (IMF), Senin (21/1), memperkirakan ekonomi global hanya tumbuh 3,5% pada tahun ini dan 3,6% pada 2020. Masing-masing turun 0,2 dan 0,1 poin persentasi di bawah perkiraan Oktober lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Gajah Kusumo
Terkini