Begini Prospek Bisnis Pengolahan Kopi di Tanah Air

Bisnis.com,28 Jan 2019, 20:23 WIB
Penulis: Annisa Sulistyo Rini
Pengunjung memperlihatkan biji kopi dalam Mandiri Jakarta Coffee Week (JACOWEEK) 2018 di Jakarta, Jumat (28/9/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA—Industri pengolahan kopi dalam negeri memiliki potensi untuk terus bertumbuh seiring dengan menjamurnya kedai kopi dan restoran.

Moelyono Soesilo, Ketua Departemen Specialty & Industri BPP Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI), mengatakan dalam 4 tahun terakhir, perkembangan kafe, kedai kopi, dan restoran masih kuat. Dengan pertumbuhan tersebut tentunya mendorong permintaan produk kopi dalam negeri. Permintaan pasar global saat ini juga masih banyak.

“Oleh karena itu industri olahan kopi dalam negeri masih bisa berkembang. Kami proyeksikan pertumbuhan konsumsi dalam negeri tahun ini tumbuh sekitar 5%--6%,” ujarnya Senin (28/1/2019).

Untuk mengimbangi pertumbuhan konsumsi tersebut, produksi olahan kopi diperkirakan bakal tumbuh sebesar 6%--8% pada 2019. Moelyono menyebutkan serapan pasar domestik untuk biji kopi lebih besar dibandingkan dengan pasar ekspor. Sepanjang tahun lalu, dari produksi sebesar 600.000 ton, sebesar 360.000 ton diserap oleh pasar lokal.

Produk olahan kopi yang paling banyak dikonsumsi berupa kopi bubuk, sebesar 70%--80%, sisanya berupa produk lain, seperti ekstrak, esens, dan konsentrat kopi. Adapun, untuk pasar ekspor, produk kopi dalam negeri banyak dikirim ke negara yang banyak mengonsumsi kopi seperti Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Italia, dan Malaysia.

Menurutnya, dalam menembus pasar ekspor, penerapan bea masuk ke beberapa negara tujuan menjadi tantangan bagi pabrikan domestik karena bisa mengikis daya saing. Oleh karena itu, perjanjian dagang diharapkan semakin ditingkatkan agar bea masuk produk olahan kopi bisa lebih rendah.

“Yang perlu diperhatikan oleh pemerintah adalah di sektor hulu karena 5—6 tahun terakhir produksi kopi stagnan,” ujar Moelyono.

Dia menyebutkan banyak permasalahan yang dihadapi oleh sektor hulu, seperti usia tanaman yang sudah tua, juga pengetahuan petani untuk budidaya dan penanganan pasca panen yang kurang. “Saat ini upaya pemerintah sudah dimulai. Edukasi petani untuk memilih produk yang tepat, perawatan tanaman dan pemotongan dahan yang baik perlu ditingkatkan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Maftuh Ihsan
Terkini