Bisnis.com, JAKARTA – PT Radana Bhaskara Finance Tbk., (Radana Finance) merealisasikan penyaluran pembiayaan yang di bawah ekspektasi perseroan pada tahun lalu.
Emiten multifinance ini menyalurkan pembiayaan senilai kurang dari Rp1 triliun pada 2018. Padahal perseroan pada tahun lalu menargetkan penyaluran pembiayaan mencapai Rp2,4 triliun.
Adapun gross nonperforming financing (NPF) perseroan tercatat 2,7% dan net NPF sebesar 1% per Desember 2018.
“Tahun 2018 adalah tahun yang cukup berat bagi semua perusahaan,” tutur Direktur Utama Radana Finance Evy Indahwaty dikutip Bisnis.com, Selasa (29/1/2019).
Namun demikian, Evy tetap optimistis kinerja perseroan pada tahun ini dapat tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan capaian 2018.
“Pasti target kami tidak jauh beda dengan realisasi yang kemarin menjadi Rp1 triliun karena mengurangi motor. Buat kami bukan karena jumlahnya, tetapi bagaimana kami menjaga operational cost dan menjaga trust pihak eksternal, khususnya investor,” katanya.
Menurutnya, menjaga kepercayaan perbankan agar mau memberikan pendanaan kepada perusahaan jauh lebih penting ketimbang memperbesar bisnis.
“Bagi kami menjaga kepercayaan kreditur di atas segala-galanya. Jangan sampai kami tidak membayar kewajiban kepada kreditur. Alhamdulillah kami tidak ada pembiayaan restruktur dan perpanjangan ini itu,” katanya.
Guna memenuhi target pembiayaan, Radana Finance masih mengandalkan pinjaman dari perbankan. Saat ini, sumber pendanaan onshore masih mendominasi sebesar 80%, sedangkan sebanyak 20% lainnya berasal dari pendanaan offshore.
“Harapan kami dengan adanya kebijakan asset registry akan menimbulkan trust semua pihak sehingga industri kembali bergairah,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel