Komponen Fire Grade Tengah Dikembangkan, Begini Manfaatnya

Bisnis.com,30 Jan 2019, 21:34 WIB
Penulis: Wibi Pangestu Pratama
Petani memindahkan kelapa sawit hasil panen ke atas truk di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (4/4/2018)./JIBI-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA – Komponen fire grade untuk ketel uap di pabrik kelapa sawit tengah dikembangkan untuk mensubtitusi bagian yang selama ini diimpor. Pengembangan produksi komponen tersebut di dalam negeri dinilai mampu kembangkan produktivitas dan daya saing industri pengolahan kelapa sawit.

Komponen tersebut dikembangkan oleh Balai Riset dan Standardisasi (Baristand) Industri Medan, lembaga di bawah naungan Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Fire grade sendiri merupakan komponen di bagian pembakaran bahan bakar pada ketel uap yang berfungsi menghasilkan energi dalam proses pengolahan kelapa sawit.

Kepala Baristand Industri Medan, M. Nilzam, menjelaskan komponen tersebut dikembangkan melalui rekayasa material daur ulang yang ditambahkan ferro alloys pada pengecoran logam. Proses tersebut menghasilkan fire grade yang memiliki masa pakai hingga dua tahun dengan harga yang lebih kompetitif dibandingkan komponen impor.

Nilzam menjelaskan masa pakai fire grade sangat menentukan kinerja pabrik kelapa sawit karena ketidaksesuaian masa pakai dapat menimbulkan gangguan operasi. Hal tersebut membuat produk fire grade buatan Baristand kini diaplikasikan pada industri pengolahan kelapa sawit milik BUMN di Sumatera Utara.

Berdasarkan data Baristand Industri Medan, diperlukan 1600 komponen fire grade untuk pabrik kelapa sawit berkapasitas 60 ton tandan buah per jam yang menggunakan dua unit ketel uap. Banyaknya jumlah pabrik kelapa sawit di daerah lain menurut Nilzam menjadi potensi dikembangkannya industri pembuatan komponen fire grade.

Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Ngakan Timur Antara menjelaskan poduktivitas pabrik kelapa sawit perlu mendapat perhatian khusus karena kontribusinya yang besar pada perekonomian nasional. Berdasarkan data Kemenperin, ekspor produk kelapa sawit mencapai 12,28% dari total nilai ekspor nasional.

“Guna dapat menyerap hasil perkebunan secara optimal, maka produktivitas pabrik kelapa sawit juga perlu mendapatkan perhatian khusus,” ujar Ngakan, Rabu (30/1/2019).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat lebih dari 1.600 perusahaan kelapa sawit di Indonesia. Ngakan menjelaskan, pengembangan industri komponen fire grade dapat mendorong produktivitas pabrik-pabrik tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Maftuh Ihsan
Terkini