Ini Strategi Agar BBM dari CPO Kompetitif dengan BBM Fosil

Bisnis.com,31 Jan 2019, 09:07 WIB
Penulis: David Eka Issetiabudi
Ilustrasi bahan bakar Biodiesel B20/Reuters-Mike Blake

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah perlu memikirkan keberlanjutan pasokan dan harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) menyusul rencana Pertamina membangun kilang yang mampu mengolah CPO menjadi bahan bakar minyak ramah lingkungan atau green fuel.

Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan bahwa dengan potensi balik modal investasi kilang lebih dari 20 tahun, pemerintah perlu memberikan kepastian harga maupun ketersediaan CPO untuk menjamin produksi kilang tetap berkelanjutan.

"Memang dengan Uni Eropa membatasi untuk mengimpor CPO dari Indonesia, pengembangan kilang ini jadi jalan keluar. Namun, juga dipikirkan mengenai keberlanjutan pasokan dan stabilitas harga," katanya kepada Bisnis, Rabu (30/1/2019).

PT Pertamina (Persero) menggandeng Eni S.p.A. untuk mengembangkan pengolahan CPO menjadi BBM ramah lingkungan. Bahkan, Pertamina berencana menggelontorkan dana hingga US$800 juta untuk revitalisasi Kilang Plaju dan Dumai agar mampu mengolah CPO menjadi green fuel.

Menurutnya, dengan harga CPO yang berkisar US$450—US$500 per ton, harga feed stock untuk menjadi bahan bakar minyak nilainya sekitar Rp8.000 per liter. Dengan harga minyak dunia yang bergerak dalam kisaran US$60 per barel, harga green fuel masih kurang kompetitif.

"Green fuel baru kompetitif kalau harga minyak berkisar US$90 per barel. Untuk itu pemerintah perlu memikirkan masalah harga CPO untuk kilang itu," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sepudin Zuhri
Terkini