AS Ancam Bertindak Tegas Jika Turki Langgar Sanksi Perdagangan atas Venezuela

Bisnis.com,01 Feb 2019, 10:57 WIB
Penulis: Newswire
Aksi massa menentang Presiden Venezuela Nicolas Maduro di Caracas, Venezuela (19/4/2017)./Reuters

Bisnis.com, ISTANBUL -  Amerika Serikat melakukan pengawasan ketat atas isolasi perdagangan atas Venezuela. Negara yang berpotensi berhubungan dengan Venezuela pun tak luput dari perhatian AS.

Amerika Serikat memantau perdagangan antara Turki dan Venezuela, dan akan mengambil tindakan jika ada sanksi-sanksi yang telah dilanggar, kata seorang pejabat AS pada Kamis (31/1/2019).

Tiga bulan lalu AS memberlakukan sanksi-sanksi baru yang ditujukan untuk mengganggu penjualan emas dari Venezuela, yang mengekspor lebih 20 ton logam mulia itu ke Turki pada 2018.

Pada Jumat Marshall Billingslea, asisten sekretaris untuk pembiayaan teroris di Departemen Keuangan dijadwalkan mengadakan pembicaraan di Ankara dengan pemerintah Turki.

Lawatan tersebut sebenarnya direncanakan untuk membahas sanksi-sanksi AS atas Iran, yang mengekspor gas ke Turki, negara tetangganya, tapi sepertinya juga mencakup isu-isu Venezuela, kata seorang pejabat senior AS.

"Kami memantau sifat dari aktivitas komersial Turki-Venezuela, dan jika kami menemukan ada pelanggaran terhadap sanksi-sanksi, kami akan mengambil tindakan," kata pejabat itu.

Tahun lalu Venezuela mengekspor 23,63 juta ton emas senilai 900 juta dolar AS ke Turki, dibandingkan nol setahun sebelumnya, menurut data resmi Turki. Hampir semua ekspor itu tercatat pada sembilan bulan pertama tahun itu, sebelum Washington memberlakukan sanksi-sanksi baru pada November lalu.

Pekan lalu Presiden Turki Tayyip Erdogan telah menyatakan dukungan kepada rekan sejawatnya Nicolas Maduro setelah Washington mendukung pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai kepala negara sementara negara itu.

"Kami telah berbicara dengan pihak Turki seperti kami bicara kepada pemerintah-pemerintah di seluruh dunia, berbagi pandangan kami dan meminta mereka ikut tak mendukung rezim Maduro yang tak sah," kata pejabat tersebut.

"Mereka belum menanggapi positif atas pembicaraan itu hingga sejauh ini," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini