Ma'ruf Amin: Kita Tidak Bisa Membangun Kalau Gaduh

Bisnis.com,02 Feb 2019, 18:27 WIB
Penulis: Aziz Rahardyan
Cawapres nomor urut 02 Ma'ruf Amin: Kita tak bisa membangun kalau gaduh/Bisnis-Aziz Rahardyan

Bisnis.com, JAKARTA — Cawapres nomor urut 02 KH Ma'ruf Amin mengingatkan pentingnya kondisi negara yang damai, serta menjaga keutuhan bangsa menjelang kontestasi Pilpres 2019.

"Kita tentu mau menang, saya juga mau menang, Pak Jokowi juga mau menang, tapi janganlah merusak keutuhan bangsa," ujar Ma'ruf mengingatkan jamaah Silaturahmi Haji Indonesia yang mendeklarasikan diri mendukung paslon nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf, Jumat (1/2/2019).

"Kita berkompetinsi secara sehat. Jangan karena lima tahun sekali, kemudian ukhuwah kita, baik secara agama maupun bangsa, ukhuwah islamiah, ukhuwah wataniah, sampai dikorbankan untuk kepentingan-kepentingan sesaat," tambah Ma'ruf.

Ma'ruf Amin yang pernah menjadi Ketua MUI dan Rais Aam PBNU ini menjelaskan pentingnya mensyukuri Pancasila sebagai titik temu berbagai suku, agama, dan ras yang ada di Indonesia, sehingga masih bisa merasakan manisnya perdamaian hingga saat ini.

"Kita tidak akan bisa membangun kalau gaduh. Contohnya, Afghanistan negara kaya, paling besar emasnya, paling besar minyaknya. Tapi negara miskin. Karena apa? Karena terus berkonflik sudah 40 tahun," jelas Ma'ruf.

"Kemarin kita coba untuk mendamaikan, untunglah kita panggil ke sini dan pemerintah minta MUI sebagai fasilitator untuk mengundang ulama-ulama [negara yang berkonflik]," tambah Ma;ruf.

Ma'ruf, ketika itu masih sebagai Ketua MUI, menceritakan bagaimana pihak pemerintah Indonesia menggagas Konferensi trilateral para ulama dari Indonesia, Afghanistan dan Pakistan di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat (11/5/2018).

Pertemuan ini menghasilkan "Bogor Ulema Declaration of Peace" dalam rangka mendorong perdamaian dan resolusi konflik di negara Islam, khususnya Afghanistan.

"Kita bilang, kenapa sesama Muslim, sesama mahzab Hanafi, bisa seperti itu. Kita ini yang macem-macem bisa utuh. Karena Anda tidak punya kalimatun sawa, tidak punya titik temu, tidak punya ittifaqah, kesepakatan [seperti Pancasila]," jelas Ma'ruf.

"Nah kita punya [Pancasila], makanya kita coba Anda bikin itu. Akhirnya mereka sepakat membuat itu, dan melahirkan Deklarasi Bogor. Kita ingin saudara-saudara kita yang lain juga sama [bisa merasakan perdamaian] seperti kita," ungkap kiai kelahiran Kresek, Tangerang, 11 Maret 1943 ini.

Oleh sebab itu, Ma'ruf mengingatkan masyarakat, agar jangan ada konflik berkepanjangan akibat tahun politik, demi pembangunan Indonesia berjalan lancar.

"Agar Indonesia damai. Akan utuh kalau tidak ada konflik ideologis. Baru kita bisa membangun dengan baik. Itulah yang kita sebut Indonesia harus maju," tutup pria yang akrab disapa Abah ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini