Apindo Menilai Ada Optimisme Menyertai Tahun Babi

Bisnis.com,05 Feb 2019, 14:38 WIB
Penulis: Newswire
Pria berkostum Dewa Rejeki (tengah) membagikan angpao pada warga setelah pelaksanaan sembahyang tahun baru Imlek 2570 di Klenteng Hong San Ko Tee, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (5/2/2019). Bagi-bagi angpao itu merupakan salah satu tradisi yang dilakukan saat perayaan tahun baru Imlek./Antara

Bisnis.com, PONTIANAK — Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Pontianak, Andreas Acui Simanjaya memastikan perputaran uang tinggi di Kalimantan Barat saat perayaan Imlek dan Cap Go Meh.

"Dalam berbagai momentum atau berbagai peristiwa penting di Kalbar termasuk Imlek selalu terjadi perputaran uang yang cukup tinggi. Hal itu tentu bagus untuk memacu pertumbuhan ekonomi daerah," ujarnya di Pontianak, Senin (4/1/2019).

Ia menyebutkan perputaran tinggi lantaran aktivitas dan konsumsi masyarakat tinggi di Kalbar dan bahkan dari luas datang ke daerah ini, baik untuk kembali ke daerah asalnya atau berwisata.

"Dengan demikian sektor usaha bergeliat dan membuka peluang usaha baru. Ini perlu dimaksimalkan dengan baik untuk kemajuan daerah," kata dia.

Andreas yang juga merupakan lahir kalangan Tionghoa menyebutkan bahwa tahun Imlek kali ini sebagaimana tahun tahun lainnnya ada yang peruntungannya baik dan ada yang sebaliknya.

"Namun secara umum tahun babi ini dengan unsur tanah baik bagi perkembangan ekonomi Indonesia ke depannya yang sebagian besar bersandar pada komoditas pertanian dan juga pertambangan," jelas dia.

Apalagi kata dia pada dasarnya fundamental ekonomi Indonesia cukup kuat. Sehingga sebenarnya tidak perlu ada kekuatiran berlebihan dengan potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Intinya persoalan yang ada bukan terletak pada fundamental ekonomi kita tetapi kita memasuki tahun politik terutama menjelang pemilihan presiden. Para pengusaha khawatir jika terjadi salah pilih dan Indonesia masuk ke era ke gelapan karena muncul pemimpin hasil Pilpres yang tidak handal membawa arah bangsa Indonesia," kata dia.

Lanjutnya, dunia usaha akan khawatir dengan presiden yang tidak piawai menangani persoalan ekonomi dan pembangunan jangka panjang.

"Oleh sebab itu dunia usaha saat ini menunda ekspansi jangka menengah dan panjang sebelum mendapatkan kepastian siapa yang berkuasa sebagai pemimpin tertinggi bangsa Indonesia," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini