Bisnis.com, JAKARTA — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mengalokasikan dana investasi sebesar Rp123 triliun sepanjang tahun lalu, tetapi hanya terealisasi sekitar 80% atau Rp98,4 triliun.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan bahwa hal itu lantaran menyesuaikan dengan pertumbuhan permintaan listrik. Namun, Sofyan juga menjamin bahwa perencanaan proyek berjalan sesuai rencana, lantaran terjadinya penyesuaian.
Sofyan bahkan menyebut bahwa jumlah pinjaman dibandingkan dengan jumlah investasi jauh lebih besar penambahan asetnya.
“Pertumbuhan listrik sesuai pemrintaan, kalau permintaan turun transmisi juga turun pembangkit juga. Namun, pada tahun lalu itu tercapai kok. Pembayarannya berkurang tapi kontraknya jadi. Ada penyesuaian dan efisiensi. Lebih bagus malah kan,” ungkapnya, Senin (6/2/2019).
Sementara itu, Direktur PLN Bagian Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Djoko Rahardjo Abumanan mengatakan antara investasi dan pengeluaran bisa lebih rendah dikarenakan efisiensi biaya investasi, adanya masa pemeliharaan dari progress fisik yang bisa diselesaikan terlebih dahulu.
Sementara untuk tahun ini, dia memperkirakan biaya investasi senilai Rp99 triliun dengan realisasi perkiraan bayar di kisaran Rp80 triliun. Porsi pengeluaran paling banyak untuk transmisi sedangkan pembangkit lebih banyak dilepas kepada swasta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel