BNI Bidik Pertumbuhan Remitansi Sebesar 20%

Bisnis.com,07 Feb 2019, 21:54 WIB
Penulis: Ipak Ayu H Nurcaya
Karyawati Bank BNI (kanan) melayani nasabah di Jakarta, Selasa (6/11/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. menargetkan transaksi bisnis remitansi pada tahun ini tumbuh sekitar 20%, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang naik 14,2% secara tahunan.
VP Divisi Internasional BNI Aidil Azhar mengatakan, optimisme perseroan didukung oleh tiga faktor yang akan menjadi pendorong pertumbuhan bisnis remitansi pada tahun ini.
Pertama, menjalin hubungan baik dengan bank koresponden, remittance company, dan perusahaan teknologi finansial di negara tujuan Pekerja Migran Indonesia (PMI). Kedua, perseroan melakukan cross selling dan sinergi dengan unit bisnis untuk melakukan pelayanan secara menyeluruh.
Ketiga, peningkatan sistem yang telah diselesaikan perseroan agar bisa melayani transaksi 24 jam dalam sehari dan 7 hari dalam satu minggu.
“Kami juga memiliki strategi antara lain terus meningkatkan jumlah kerja sama dengan koresponden bank, remittance company dan perusahaan tekfin [teknologi finansial] di negara-negara kantong PMI di antaranya Malaysia, Taiwan, Hong Kong, Singapura, Saudi Arabia, Jepang, dan Timur Tengah,” katanya kepada Bisnis, Kamis (7/2/2019).
Tak hanya itu, menurut Aidil, perseroan akan melakukan inovasi transaksi remitansi secara digital melalui aplikasi di ponsel pintar. Perseroan juga berencana menjadi marketplace transaksi remitansi di Indonesia yang dapat melayani transaksi dalam semua mata uang.
Strategi terakhir, perseroan akan menempatkan pegawai di negara yang memiliki potensi bisnis internasional.
Sebelumnya, BNI mencatatkan volume transaksi remitansi sebesar US$85,3 miliar per Desember 2018, nilai tersebut tumbuh sebesar 14,2% secara tahunan.
Direktur Tresuri dan Bisnis Internasional BNI Rico Rizal Budidarmo menambahkan, guna meningkatkan volume transaksi dan kualitas layanan, perseroan bergabung menjadi member eksklusif Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication - Global Payment Innovation (SWIFT GPI).
“Kami menjadi pionir atau bank pertama yang go live SWIFT GPI di Indonesia sejak 8 Januari kemarin [2019. Sebagai anggota SWIFT GPI, BNI dapat memberikan pelayanan transaksi keuangan antar negara secara lebih cepat, transparan, dan jauh lebih mudah melacak posisi transaksi pembayaran yang dilakukan,” katanya.
Hal itu dimungkinkan karena SWIFT GPI menerapkan kode referensi Unique End to End Transaction Reference yang dapat dimonitor, sehingga saat transaksi dapat terlacak keberadaannya secara real time.
SWIFT GPI merupakan sebuah standar baru dalam pembayaran global lintas negara yang terdapat penyempurnaan atas proses dan transparansi pembayaran yang sebelumnya diterapkan melalui SWIFT.
Standar SWIFT GPI diterbitkan oleh sebuah perusahaan penyedia layanan kiriman uang ke seluruh dunia yang saat ini memiliki 10.400 member di 200 negara, baik bank maupun nonbank. Sebagai member, BNI menjadi salah satu dari 360 bank di seluruh dunia yang telah melakukan inisiasi menjadi anggota SWIFT GPI.
Melalui SWIFT GPI, BNI ingin meningkatkan layanan nasabah, baik korporasi maupun ritel, yang membutuhkan layanan kiriman uang sesuai kebutuhan mereka. Kebutuhan terbesar nasabah adalah informasi mengenai keberadaan transaksi mereka serta kepastian waktu tempuh transaksi hingga sampai ke penerima.
Rico menambahkan, untuk menemukan transaksi kiriman uang harus melalui beberapa proses, seperti menanyakan status transaksi kepada intermediary bank melalui MT 199 dan menunggu jawaban yang waktunya tidak dapat diketahui. (Ipak Ayu H.N)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hendri Tri Widi Asworo
Terkini