Bulog Akui Stok Beras di Gudang OKU Timur Turun Mutu

Bisnis.com,10 Feb 2019, 15:54 WIB
Penulis: Dinda Wulandari
Direktur Pengadaan Perum Bulog Bachtiar meninjau kondisi stok beras di Gudang Bulog Km 9 Kota Palembang, Sabtu (9/2/2019). Bisnis/Dinda Wulandari

Bisnis.com, PALEMBANG – Perum Bulog mengakui adanya beras turun mutu di gudang Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Sumatra Selatan, karena terlalu lama mengendap di gudang sehingga tak layak konsumsi.
 
Direktur Pengadaan Perum Bulog Bachtiar mengatakan dari total 6.800 ton beras yang jadi stok di gudang tersebut memang ada yang pengadaannya sejak 2015.
 
“Namun kami belum bisa merincikan berapa banyak stok yang harus dimusnahkan, atau yang bisa direproduksi dan yang bisa dijadikan pakan ternak. Tidak semuanya dimusnahkan,” katanya saat berkunjung ke Gudang Bulog di Kilometer 9 Palembang, Sabtu (9/2/2019).
 
Bachtiar melanjutkan pihaknya telah membentuk tim yang akan diterjunkan untuk memeriksa ribuan ton beras yang ada di gudang Bulog itu, sehingga dalam waktu dekat bisa didapat angka pasti berapa banyak stok yang akan dilepas.
 
“Jika sudah dapat angka pastinya dari tim yang ke lapangan nanti baru kami bisa sebutkan kerugian dari beras turun mutu ini,” katanya.
 
Dia menjelaskan memang kualitas beras jika sudah lebih dari 2 tahun akan turun mutu. Bulog memastikan beras yang telah rusak tidak akan disalurkan pihaknya ke masyarakat.
 
Jika ada beras yang mengalami penurunan mutu, kata dia, pihaknya akan menyeleksi kembali mana yang bisa dimanfaatkan baik untuk pakan ternak, diperbaiki sehingga layak konsumsi atau yang sudah sama sekali rusak dan tak layak lagi sehingga perlu pemusnahan.
 
Menurut Bakhtiar, perum telah melakukan antisipasi untuk menjaga kualitas beras saat pengadaan sehingga tahan di gudang.
 
“Dalam pembelian sudah ada tata caranya dan kami Pastikan sesuai kriteria, seperti untuk beras medium kadar broken 20%, kadar air di bawah 14% dan sosoh 95%,” katanya.
 
Dia menilai tertahannya stok beras di gudang OKU Timur karena perubahan kebijakan pemerintah, di mana semula bantuan sosial berupa beras untuk keluarga sejahtera (Bansosrastra) menjadi bantuan pangan non tunai (BNPT).
 
“Biasanya bantuan sosial pakai beras Bulog namun pada 2017 beralih jadi nontunai. Kami harapkan ke depan BNPT ini beli berasnya di Bulog,” ujarnya.
 
Bachtiar menambahkan kondisi beras yang lama mengendap hingga menyebabkan turun mutu tidak terjadi di gudang Bulog lainnya.
 
“Saya rasa kemungkinan kecil terjadi di tempat lain, ini [Sumsel] karena memang pangsa pasar Bansosrastra di wilayah ini kecil jadi beras tidak bergerak,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini