Afkir Dini Ayam Layer Berlanjut, Laju Harga Telur Perlu Diwaspadai

Bisnis.com,10 Feb 2019, 20:09 WIB
Penulis: Pandu Gumilar
Petugas mengemas telur saat operasi pasar gelar telur murah di halaman parkir Toko Tani Indonesia Center, Pasar Minggu, Jakarta, Jumat (28/12/2018)./ANTARA-Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah perlu mewaspadai harga telur ayam yang terus merangkak naik sejak Oktober tahun lalu. Pasalnya, peternak ayam layer makin banyak yang melakukan afkir dini.

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) harga telur sejak lima bulan lalu telah naik Rp5.000.

Pada Oktober harga telur di pasaran masih Rp23.200/kg, tapi sekarang telah menyentuh Rp26.000/kg. Bahkan tidak jarang di tingkat eceran menjual telur Rp27.000/kg-Rp28.000/kg.

Sekretaris Jenderal Pinsar Indonesia Leopold Halim mengatakan kenaikan harga telur disebabkan oleh dua faktor.

Pertama adalah polemik harga jagung pipilan kering 15% yang dalam kurun waktu sama sempat terkerek naik sampai Rp6.000/kg sehingga membuat biaya produksi peternak ikut membengkak.

Kedua, terbitnya surat edaran (SE) Menteri Perdagangan No 82/2019 tentang Harga Khusus Daging Ayam Ras dan Telur Ayam Ras Periode Januari—Maret 2019 yang merevisi batas bawah dan atas harga telur serta daging ayam.

Dia memperkirakan ada kemungkinan pada saat ramadhan harga telur mencapai puncaknya. Pasalnya, banyak peternak layer yang menjual ayam petelur ke pasaran sebagai pedaging.

Leopold mengatakan kalau peternak ayam layer masih tahan dengan biaya produksi yang mencapai Rp20.000/kg tentu tidak akan terjadi afkir atau jual ayam, tapi fakta di lapangan berbicara lain.

Indikasi terjadinya pengafkiran, kata Leopold, adalah harga ayam layer yang jatuh di pasaran. Untuk ayam seberat 2 kg, pasar hanya menghargainya senilai Rp28.000/ekor. Harga tersebut jauh lebih rendah daripada ayam broiler yang mencapai Rp33.500/kg.

"Harga ayam afkir lagi jatuh sekarang sampai Rp28.000/ekor—Rp30.000/ekor biasanya bisa Rp35.000/ekor ini karena banyak yang afkir jadi harga turun. Saya tidak bisa prediksi berapa banyak tapi yang pasti kalau tidak kuat ya jual. Sekarang semua lagi gigit jari," katanya.

Leopold menambahkan manakala harga telur ayam mendadak naik drastis artinya pasokan sudah jauh berkurang. Sebagai tambahan, pasokan telur idealnya ke pasar sekitar 7.000 ton per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Bunga Citra Arum Nursyifani
Terkini