Profindo Sekuritas: Rekomendasi Saham PGAS, BBTN, GJTL, KBLI, AALI

Bisnis.com,11 Feb 2019, 09:18 WIB
Penulis: Hafiyyan
Karyawan melintas di dekat monitor Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/10/2018)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA—Profindo Sekuritas Indonesia merekomendasikan beli terhadap sejumlah saham pada perdagangan Senin (11/2/2019). Sejumlah saham itu adalah PGAS, BBTN, GJTL, KBLI, dan AALI.

IHSG pada perdagang Jumat lalu berakhir melemah dipengaruhi sentiment negative dari Pernyataan Donald Trump yang tidak akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping sebelum deadline yang ditentukan kedua belah pihak.

Asing mencatatkan net sell sebesar Rp 205 miliar dengan saham UNTR dan BBCA menjadi net top seller, sementara saham BMRI dan BBRI menjadi net top buyer. Saham penekan indeks BBRI dan UNTR, sedangkan saham penopang indeks HMSP dan FREN.

“Diperkirakan IHSG hari teknikal rebound dengan range pergerakan 6499-6556. Saham yang diperhatikan adalah PGAS (buy), WSBP (SoS), BBTN (buy), GJTL (buy), KBLI (buy), AALI (buy),” papar tim analis Profindo, Senin (11/2/2019).

Wall Street pada perdagangan Jumat pekan lalu berakhir mixed dikarenakan investor berfokus pada rilis laporan kinerja perusahaan yang bervariasi. Selain itu, kekhawatiran mengenai negosiasi perdagangan antara AS dan China masih terus membayangi pasar.

Adapun, pada Kamis pekan lalu, Presiden AS Donald Trump menuturkan, pihaknya tidak berencana untuk bertemu Presiden China Xi Jinping sebelum batas waktu yang ditetapkan mencapai kesepakatan Dow Jones -0.25%, Nasdaq +0.14%, dan S&P 500 +0.07%.

Bursa Eropa ditutup melemah terjadi setelah adanya proyeksi pelemahan pertumbuhan. Adapun, Komisi Eropa menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi kawasan Uni Eropa. Selain itu, ketidakpasian mengenai negosiasi perdagangan antara AS dan China juga masih membebani pasar Eropa. FTSE 100 -0.32%, Stoxx600 -0.56%, CAC 40 -0.48% dan Dax -1.05%.

Harga minyak dunia menguat tipis masih ditopang dari pengurangan pasokan oleh OPEC dan sanksi AS terhadap Venezuela. Meskipun demikian, kenaikan harga minyak terbatas ditekan kekhawatiran terkait ketidakpastian pembicaraan perdagangan AS dan China yang dapat melemahkan permintaan minyak masih membayangi pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini