Kurs Tengah Melemah 3 Poin, Rupiah Terlemah di Asia

Bisnis.com,11 Feb 2019, 11:49 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Karyawan memegang mata uang rupiah di gerai penukaran mata uang asing Ayu Masagung, Kwitang, Jakarta Pusat, Senin (28/1/2019)./ANTARA-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Senin (11/2/2019) di level Rp13.995 per dolar AS, melemah 3 poin atau 0,02% dari posisi Rp13.992 pada Jum’at (8/2).

Kurs jual ditetapkan di Rp14.065 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp13.925 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp140.

Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau melemah 90 poin atau 0,64% ke level Rp14.045 per dolar AS pada pukul 11.28 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Jum’at (8/2), rupiah ditutup menguat 18 poin atau 0,13% di level Rp13.955 per dolar AS. Rupiah mulai melemah ketika dibuka terdepresiasi 33 poin atau 0,24% di posisi 13.988 per dolar AS pagi ini.

Sepanjang perdagangan pagi ini, rupiah bergerak di kisaran Rp13.985-Rp14.005 per dolar AS.

Rupiah memimpin pelemahan mayoritas uang lain di Asia siang ini terhadap dolar AS. Pelemahan rupiah disusul oleh yuan China dan yen Jepang yang masing-masing melemah 0,46% dan 0,21%.

Sementara itu, indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang mengukur kekuatan mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, terpantau naik 0,058 poin atau 0,06% ke level 96,695 pada pukul 11.25 WIB.

Pergerakan indeks dolar sebelumnya dibuka menguat 0,03% atau 0,026 poin di level 96,663, setelah  ditutup  menguat 0,13 poin atau 0,13% di level 96,637 pada perdagangan Jumat (8/2).

Seperti dilansir Reuters, para negosiator AS pekan ini akan mendesak China pada permintaan untuk mereformasi perlakuan terhadap hak kekayaan intelektual perusahaan AS untuk mencapai kesepakatan perdagangan yang dapat mencegah kenaikan tarif pada barang impor China.

"Pembicaraan AS-China adalah fokus utama pekan ini dan penguatan dolar merupakan indikasi sentimen pasar yang berhati-hati karena greenback menjadi aset safe-haven," kata Nick Twidale, chief operating officer di Rakuten Securities Australia, seperti dikutip Reuters.

Ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia telah menjadi pendorong utama sentimen investor global selama setahun terakhir.

Kepercayaan pasar terpukul pekan lalu ketika Presiden AS Donald Trump mengatakan dia tidak berencana untuk bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping sebelum batas waktu 1 Maret untuk mencapai kesepakatan perdagangan.

Trump telah berjanji untuk meningkatkan tarif impor barang china yang nilainya mencapai US$200 miliar menjadi 25% dari 10% jika kedua belah pihak tidak dapat mencapai kesepakatan pada 2 Maret.

Kurs Transaksi Bank Indonesia (Rupiah)               

11 Februari

13.995

8 Februari

13.992

7 Februari

13.978

6 Februari

13.947

4 Februari

13.976

SumberBank Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini