Daya Tarik Safe Haven Meningkat, Dolar AS di Kisaran Level Tertinggi 2019

Bisnis.com,12 Feb 2019, 11:32 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Karyawan bank memperlihatkan uang pecahan Dolar AS dan Rupiah di Jakarta, Senin (7/1/2019)./ANTARA-Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, JAKARTA – Dolar Amerika Serikat berada di kisaran level tertinggi tahun 2019 pada perdagangan Selasa (12/2/2019) karena ketegangan perdagangan AS dan China dan kekhawatiran pertumbuhan ekonomi meningkatkan tarik aset safe haven.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, terpantau melemah 0,01% atau 0,01 poin ke level 97,047 pada pukul 11.02 WIB, setelah sempat menguat hingga 97,092.

Indeks dolar sebelumnya dibuka menguat tipis 0,01% atau 0,009 poin di level 97,066. Pada perdagangan Senin (11/2), pergerakan indeks ditutup menguat 0,42 poin atau 0,43% di level 97,057, kenaikan hari kedelapan beruntun.

Dilansir Bloomberg, fokus investor tertuju pada pembicaraan perdagangan tingkat tinggi di China pekan ini, di mana Washington diperkirakan akan terus melakukan tuntutan struktural agar China melakukan upaya melindungi kekayaan intelektual perusahaan-perusahaan AS, mengakhiri kebijakan yang bertujuan memaksa transfer teknologi ke perusahaan China, serta menurunkan subsidi industri.

"Dolar mendapat manfaat dari kekhawatiran investor di sekitar pembicaraan perdagangan," kata Sim Moh Siong, analis valas di Bank of Singapore.

"Di luar daya tarik safe haven, dolar masih merupakan mata uang dengan imbal hasil tertinggi di negara maju dan dengan semua bank sentral utama bersikap dovish, greenback tampaknya relatif menarik,” lanjutnya.

Pembicaraan pekan ini terjadi si saat kedua negara mencoba untuk menuntaskan kesepakatan sebelum batas waktu 1 Maret. Tanpa kesepakatan itu, AS menagancam akan meningkatkan tarif terhadap barang impor China senilai US$200 miliar menjadi 25% dari sebelumnya 10%.

Pasar keuangan telah diguncang oleh ketegangan perdagangan sejak tahun lalu, dengan sentimen bisnis terpukul dampak dari perselisihan AS-China yang mengganggu aktivitas manufaktur dan mengganggu pertumbuhan global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini