Emil: Sebelum Kucurkan CSR, Perusahaan Ngobrol Dulu ke Gubernur

Bisnis.com,13 Feb 2019, 08:35 WIB
Penulis: Wisnu Wage Pamungkas
Bisnis.com,BANDUNG—Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, merangkul perusahaan swasta untuk mendukung program- program pembangunan di Provinsi Jawa Barat. 
 
Itu dilakukan Emil, sapaan akrab Gubernur, demi hadirnya sinergis antara program Pemprov Jabar dengan program yang diselenggarakan perusahaan pada Corporate Social Responsibility (CSR).
 
"Jadi, sebelum perusahaan mengucurkan CSR, ngobrol dulu ke Gubernur. Nanti Gubernur deteksi dulu ada masalah apa di Jabar, supaya jangan asal habis anggaran, tapi tidak efektif," kata Emil, panggilan akrabnya, pada kegiatan Corporate Communications, Social Responsibility, and Security Executive Forum Astra International, di Menara Astra, Jl. Jend. Sudirman No.Kav 5-6 RT.10/RW.11, Karet Tengsin, Tanahabang, Jakarta Pusat, Selasa (12/02/2019) dalam rilis Humas Jabar.
 
Dijelaskan Emil, ajakannya kepada perusahaan menjadi perwujudan teori pentahelix. Emil menambahkan, terobosannya itu pun sejalan dengan era birokrasi dinamis yang tengah diterapkannya saat ini bahwa pembangunan tidak hanya harus dilakukan oleh Pemerintah.
 
"Inilah teori membangun tidak harus dengan APBD, tetapi dengan teori pentahelix. ABGCM, yaitu Academy, Bussiness, Government, Community, dan Media," jelas Emil.
 
Selain itu, lanjut Emil, perusahaan, bahwa Jawa Barat merupakan provinsi besar yang diperebutkan dalam segala hal, baik itu dari sudut pandang bisnis maupun politik.
 
"60 persen bisnis berebut di Jawa Barat, dengan jumlah penduduk hampir 50 juta jiwa," katanya.
 
Jawa Barat  menurutnya punya banyak keuntungan bagi para investor. Diantaranya dekat dengan Jakarta.
 
"Maka saya mohon keadilan pajak- pajaknya sering kali ada di Jakarta, NPWP- nya di Jakarta, produksi di tanah, air, dan udara Jawa Barat," sambungnya.
 
Pun laju ekonomi di Jawa Barat, selalu bagus, rata- rata selalu diatas nasional setiap tahunnya. Akan tetapi angka gini rasio agak besar, sehingga terdapat  banyak ketimpangan. Sejahtera dinikmati kalangan menengah atas.
 
Satu Desa Satu Perusahaan, Desa Digital, adalah sejumlah program yang digulirkan demi mengurangi ketimpangan yang ada. Program tersebut salah satunya perlu didukung perusahaan lewat CSR-nya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ajijah
Terkini