Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Maybank Indonesia Tbk. mencatatkan pertumbuhan laba bersih sepanjang tahun lalu sebesar 21,6% atau Rp2,2 triliun. Hal ini didukung Pendapatan Bunga Bersih atau NII yang lebih tinggi dan perbaikan kualitas aset.
Adapun laba sebelum pajak atau PBT meningkat 20,5% menjadi Rp3,0 triliun, sementara PBT recurring tumbuh 34,3% secara tahunan setelah eliminasi pendapatan one-off terutama dari penjualan surat berharga pada 2017.
Presiden Direktur PT Bank Maybank Indonesia Tbk. Taswin Zakaria mengatakan perseroan mengakhiri tahun keuangan 2018 dengan rekor laba di tengah kondisi pasar yang penuh tantangan. Perjalanan transformasi perseroan kini mulai mendatangkan hasil yang positif dan mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab di masa mendatang.
"Selain melanjutkan transformasi yang tengah berjalan di Perbankan Global dan rekalibrasi model bisnis ritel kami, perjalanan transformasi ke depan akan fokus pada optimalisasi teknologi untuk memberikan pengalaman nasabah yang lebih baik di seluruh touchpoints. Ini akan ditandai dengan peluncuran perbankan digital baru M2U dan perbaikan website kami. Dengan melakukan ini, kami akan dapat melanjutkan penciptaan nilai untuk kepentingan stakeholder
Taswin melanjutkan tahun lalu Mybank mencatat pendapatan bunga bersih tumbuh 5,2% menjadi Rp8,1 triliun pada Desember 2018 dibanding Rp7,7 triliun tahun lalu. Implementasi penerapan pricing yang disiplin dan secara berkelanjutan disertai efisiensi operasional yang meningkat memungkinkan Maybank untuk menahan tekanan pada marjin bunga. Alhasil, peningkatan marjin bunga bersih sebesar 7 basis poin menjadi 5,2%.
Dari fungsi intermediasi, pertumbuhan kredit hanya tercatat tumbuh 6,3% secara tahunan (year on year/yoy) mencapai Rp133,3 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp125,4 triliun. Adapun secara segmen, kedit CFS-Non Ritel, yang terdiri dari kredit Mikro, Usaha Kecil & Menengah (UKM) dan Business Banking tumbuh 10,9% mencapai Rp58,3 triliun dari tahun sebelumnya Rp52,6 triliun. Sementara kredit CFS Ritel meningkat 3,1% mencapai Rp44,0 triliun dari tahun sebelumnya Rp42,7 triliun.
Secara perbankan Global, perseroan berhasil membukukan pertumbuhan kredit sebesar 2,9% mencapai Rp31,0 triliun sehubungan adanya pelunasan dipercepat dari beberapa nasabah korporasi pada kuartal keempat 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel