Impor Batu Bara China Melonjak, Indonesia Makin Dilirik

Bisnis.com,14 Feb 2019, 21:10 WIB
Penulis: Dika Irawan
Operator mengoperasikan alat berat di terminal batu bara Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, Sumatra Barat, Rabu (9/1/2019)./ANTARA-Iggoy el Fitra

Bisnis.com, JAKARTA – Impor batu bara China melonjak pada Januari, lebih dari tiga kali lipat dari bulan sebelumnya menjadi 33,5 juta ton.

Dilansir dari Reuters, Kamis (14/2/2019), impor batu bara Januari merupakan tertinggi dalam lima tahun, naik 228% dari angka yang lemah 10,23 juta ton pada Desember tahun lalu.

Di sisi lain, harga batu bara di pelabuhan Newcastle, seperti yang dinilai oleh Argus Media, turun menjadi US$ 95,99 per ton dalam pekan yang berakhir 10 Februari, terendah sejak Mei tahun lalu. Harga ini juga turun hampir 20% dari level tertinggi tujuh tahun US$ 119,74 per ton, mencapai pada Juli tahun lalu.

Saat harga untuk batu bara termal Australia berjuang dalam beberapa bulan terakhir, sebaliknya berlaku untuk batu bara Indonesia, dengan kargo energi rendah negara Asia Tenggara menikmati permintaan yang kuat.

Batubara Indonesia dengan nilai energi 4.200 kilokalori per kg, sebagaimana dinilai oleh Argus Media, naik menjadi US$34,45 per ton dalam pekan yang berakhir 8 Februari.

Harga telah naik 19,4 % sejak mencapai level terendah 28-bulan US$ 28,85 per ton pada akhir November.

Hal ini menunjukkan kemungkinan pergeseran preferensi pembeli dari batu bara Australia berkualitas tinggi ke pasokan Indonesia berkualitas lebih rendah.

Di China, batu bara Indonesia sering digunakan sebagai bahan baku campuran dengan pasokan domestik, karena kandungan sulfur rendah mengimbangi nilai energi yang lebih rendah.

Popularitas batu bara Indonesia di China dapat dilihat pada pelacakan kapal dan data pelabuhan yang disusun oleh Refinitiv.

Pada Januari, China mengimpor 12,3 juta ton batu bara Indonesia, jumlah bulanan tertinggi sejak Refinitiv mulai memantau pada Januari 2015.

Hal ini hampir dua kali lipat dari 6,8 juta ton yang tercatat pada bulan Desember, dan juga jauh di atas 8,7 juta ton pada bulan November.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Gajah Kusumo
Terkini