Pilpres Aman, Arus Masuk Investor Asing Diyakini Stabil

Bisnis.com,17 Feb 2019, 19:55 WIB
Penulis: Emanuel B. Caesario
Pasar Obligasi/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA—Arus masuk investor asing ke dalam pasar surat berharga negara (SBN) tahun ini diyakini akan terus berlanjut asalkan pemilu presiden dapat berjalan dengan baik tanpa gejolak dan tensi yang terlalu tinggi.

Sepanjang tahun ini, investor asing sudah mecatatkan net buy senilai Rp32,34 triliun. Total kepemilikan investor asing pada SBN kini sudah mencapai Rp925,59 triliun, atau setara 37,84% dari total outstanding SBN per Rabu (13/2/2019) pekan lalu yang senilai Rp2.466,13 triliun.

Maximilianus Nico Demus, Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, mengatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang cukup menarik sebagai tujuan investasi surat utang ketika investor asing mulai meninggalkan Amerika Serikat.

Indonesia masih memberikan imbal hasil tertinggi di antara negara-negara di Asia Pasifik. Indonesia juga sudah mendapatkan peringkat layak investasi dan mendapatkan prospek positif dari lembaga pemeringkat internasional.

Nico menilai, bila menimbang besarnya arus masuk investor asing di awal tahun ini, kemungkinan besar kepercayaan diri mereka terhadap Indonesia sudah cukup tinggi. Bila demikian, kemungkinan besar aksi beli ini akan terus berlanjut.

“Namun, hal itu bisa terjadi dengan satu catatan, yakni pemilu kita bisa berjalan dengan baik. Kedua, selama persentase kemenangan calon petahana lebih besar, tentu ini akan lebih disukai asing,” katanya belum lama ini.

Menurutnya, investor asing kemungkinan masih akan terus masuk dengan massif setidaknya pada 2-4 pekan sebelum pemilu.

Namun, dirinya berharap aksi beli asing yang terjadi saat ini benar-benar ditopang oleh sentimen positif pasar, bukan semata-mata memanfaatkan peluang sebelum konsolidasi yang berpotensi terjadi mendekati momen pemilu.

Menurutnya, segala kemungkinan masih bisa terjadi. Dana asing di pasar modal dan pasar surat utang sifatnya adalah hot money yang bisa berpindah kapan saja, tergantung pada sentimen global dan domestik yang terjadi pada satu waktu tertentu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini