Ditanya Prabowo Soal Impor Pangan Tinggi, Jokowi Berdalih Impor untuk Stabilisasi Harga

Bisnis.com,18 Feb 2019, 01:30 WIB
Penulis: Iim Fathimah Timorria
DEBAT CAPRES 2019: Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (kanan) disaksikan Ketua KPU Arief Budiman (tengah) bersiap mengikuti debat capres 2019 putaran kedua di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019). Debat kedua yang hanya diikuti capres tanpa wapresnya itu mengangkat tema energi dan pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta infrastruktur. Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo menjawab pertanyaan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto soal janjinya semasa kampanye yang menyebutkan untuk tak mengimpor komoditas pangan.

Prabowo berargumen hal tersebut belum terwujud selama empat tahun kepemimpinan Jokowi. Pemerintah, ungkap Prabowo, bahkan mengimpor komoditas sampai jutaan ton.

"Ternyata dalam 4 tahun bapak memimpin bapak banyak sekali mengimpor, Pak. Komoditas-komoditas itu ada datanya semua, ini terus terang saja yang kami dengar sangat memukul kehidupan petani petani kita," kata Prabowo dalam segmen debat inspiratif dalam debat putaran kedua, Minggu (17/2/2019).

Menanggapi hal tersebut, Jokowi justru mengemukakan sejumlah data penurunan impor komoditas pangan. Salah satunya adalah impor jagung yang disebut Jokowi mengalami penurunan antara tahun 2014-2018.

"Di tahun 2014 kita mengimpor jagung itu 3,5 juta ton. 2018 kemarin perlu saya sampaikan kita hanya mengimpor 180.000 ton artinya petani kita, petani jagung kita telah memproduksi 3,3 juta ton sehingga impor itu menjadi sekarang ini dapat dipastikan sangat jauh berkurang," kata Jokowi membalas.

Dia mengakui penurunan impor komoditas pangan bukanlah hal yang mudah dan tak bisa dilakukan dalam waktu yang singkat.

Mengenai alasan pemerintah tetap mengimpor meski produksi sejumlah komoditas tercatat surplus, Jokowi menyatakan hal tersebut bertujuan untuk stabilitas harga dan sebagai cadangan negara.

"Kenapa kita impor, karena impor itu untuk menjaga ketersediaan stok, untuk stabilisasi harga, kita juga harus punya cadangan untuk bencana, kita harus punya cadangan juga untuk gagal panen kita harus juga punya cadangan untuk kalau terkena hama," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rahayuningsih
Terkini