Gubernur Khofifah Minta PKK Fokus Tangani Gizi Buruk

Bisnis.com,19 Feb 2019, 14:30 WIB
Penulis: Peni Widarti
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa seusai menghadiri pelantikan Ketua PKK Jatim Arumi Bachsin di Gedung Grahadi Surabaya, Selasa (19/2/2019).

Bisnis.com, SURABAYA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta tim penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di 11 kabupaten di Jatim agar melakukan intervensi lebih fokus terhadap lini kesehatan terutama dalam menangani masalah stunting atau gizi buruk.

“Ada 10 program pokok PKK, ya semuanya harus prioritas tapi penajamannya disesuaikan dengan masalah di masing-masing daerah, mana yang harus segera dihadapi dan disiapkan strategi khusus dan intervensi misalnya masalah stunting yang masih ada di 11 kabupaten,” katanya seusai mengahdiri pelantikan Ketua PKK Jatim Arumi Bachsin di Gedung Grahadi, Selasa (19/2/2019).

Dia menjelaskan, beberapa faktor yang menjadi pokok masalah adanya kondisi gizi buruk yakni masalah pernikahan dini, ibu yang menjadi TKW di luar negeri, dan juga masalah pola hidup yang tidak sehat sejak usia remaja.

“Di daerah tertentu, yang ada nikah usia dini, mohon PKK nya bisa fokus di situ, ada yang terkait dengan pengiriman TKW terbesar seperti Banyuwangi, Malang, Bangkalan, Sampang, Trenggalek, Blitar, Kediri dan Tulungagung itu nanti pengaruhnya pada pola asuh anak itu sehingga dibutuhkan langkah intervensi lebih spesifik,” jelasnya.

Khofifah berharap, dengan kepemimpinan Ketua PKK Jatim Arumi Bachsin dan ketua PKK di kabupaten yang masih berusia di bawah 38 tahun bisa lebih mudah masuk ke dunia pembinaan anak remaja.

“Banyak juga ketua tim PKK yang usianya di bawah 38 tahun atau milenial, maka saya berharap akan ada penanganan khusus pada anak remaja, lifestyenya juga ditangani, karena stunting itu tidak bim salabim saat kehamilan tapi dipengaruhi oleh lifestyle saat remaja,” katanya.

Khofifah meminta para ketua tim PKK dapat memberikan proses pembelajaran terhadap pada remaja mulai dari pola hidup yang sehat dan bagaimana menjaga alat reproduksi dengan cara yang sehalus mungkin.

“Kesehatan reproduksi jangan dianggap sederhana, hari ini di beberapa titik di Jatim ada panti-panti yang terlahir dan kehamilan yang tidak diinginkan, maka kesehatan reproduksi diperkenalkan dengan sehalus mungkin,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini