Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat klaim secara nasional untuk bencana gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat hingga 30 Januari 2019 mencapai Rp1,2 triliun. Sedangkan kerugian secara ekonomi diperkirakan mencapai Rp4,7 triliun.
Kemudian untuk Gempa di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, tercatat kerugian asuransi atau insurance loss mencapai Rp2 triliun. Dan klaim Tsunami di Selat Sunda yang telah dibayarkan senilai Rp25,6 miliar.
Direktur Eksekutif AAUI Dody Achmad S. Dalimunthe mengatakan jumlah klaim yang dibayarkan membuktikan bahwa masih banyak kawasan di daerah rawan bencana yang belum terlindungi oleh asuransi.
Dia menambahkan hal tersebut akan berdampak pada kerugian nasional yang lebih besar jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam.
"Ada gap yang cukup besar antara Ekonomi loss atau biaya yang ditanggung oleh pemerintah dengan biaya yang ditanggung oleh asuransi, contoh di Lombok kerugian yang dicover senilai Rp1,2 triliun saja, ekonomi loss nya mencapai Rp4,7 triliun," kata Dody di Jakarta, Rabu (20/2/2019).
Dody menambahkan kerugian besar juga menghantui kawasan di sekitar Selat Sunda. Menurut Dody, tsunami yang terjadi di Selat Sunda disebabkan oleh aktifitas Anak Gunung Krakatau, yang sewaktu-waktu dapat aktif kembali.
AAUI memperkirakan jika kembali terjadi bencana di Selat Sunda, economy loss diperkirakan mencapai Rp19 triliun hanya untuk kawasan bibir pantai.
"Kalau anak Gunung Krakatau beraksi lagi ada kemungkinan kawasan di bibir pantai terdampar dan mengalami kerugian," kata Dody.
Sebelumnya, total klaim untuk industri asuransi umum pada 2018 senilai Rp30,1 triliun, naik 8,1% dibandingkan perolehan tahun lalu yang senilai Rp27,7 triliun.
Peningkatan klaim terjadi hampir diseluruh lini usaha, namun yang terbesar di lini usaha asuransi pengangkutan, rangka kapal, energi, rekayasa dan asuransi tanggung jawab.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel