Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) bersama dengan anak usahanya mencatatkan perolehan laba bersih senilai Rp3,48 triliun pada 2018. Nilai tersebut tumbuh 16,9% dibandingkan dengan raihan laba bersih pada tahun sebelumnya senilai Rp2,98 triliun.
Laporan keuangan tahunan yang dikutip Bisnis, Rabu (20/2/2019) menunjukkan bahwa laba bersih bank CIMB Niaga secara individu sebesar Rp3,31 triliun, naik 14,4% (YoY) dari sebelumnya Rp2,89 triliun. Dengan kata lain, total kontribusi laba bersih dari anak usaha mencapai Rp176,85 miliar tumbuh 97% secara tahunan.
Pertumbuhan laba CIMB Niaga ditopang oleh pendapatan bunga bersih. Selain itu juga didukung pendapatan operasional nonbunga seperti yang berbasis komisi serta keuntungan transaksi spot dan derivatif. Laba perseroan juga bertumbuh dengan adanya pemulihan pencadangan kerugian penurunan nilai.
Hingga akhir Desember 2018, total pendapatan bunga bersih konsolidasi CIMB Niaga mencapai Rp12,01 triliun. Jumlah itu turun dibandingkan dengan capaian pada akhir 2017 sebesar Rp12,04 triliun.
Penurunan di sisi pendapatan bunga bersih terkompensasi dengan kenaikan keuntungan transaksi spot dan derivatif dari Rp635,46 miliar pada akhir 2017 menjadi Rp1,04 triliun.
Sementara itu, pendapatan berbasis komisi atau fee based income (FBI) naik tipis dari Rp2,75 triliun menjadi Rp2,79 triliun. Dari sisi pemulihan pencadangan tercatat meningkat menjadi sebesar Rp67,61 miliar dari sebelumnya sebesar Rp21,88 miliar.
Di sisi lain, aspek beban operasional nonbunga juga mengalami efisiensi yakni dari sebelumnya sebesar Rp8,29 triliun pada 2017 menjadi Rp7,21 triliun.
Sementara itu, nilai aset total CIMB Niaga secara konsolidasi per akhir Desember 2018 sebesar Rp266,78 triliun. Realisasi tersebut cenderung stabil dibandingkan dengan akhir 2017 sebesar Rp266,31 triliun.
Dari sisi fungsi intermediasi, penyaluran kredit Bank CIMB Niaga cenderung turun tipis. Realisasi penyaluran pembiayaan secara konsolidasi turun dari Rp168,41 triliun per akhir 2017 menjadi Rp161,95 triliun atau turun 3,8% secara tahunan. Adapun penyaluran kredit bank secara individu sebesar Rp160,00 triliun turun dibandingkan tahun sebelumnya Rp165,60 triliun.
Meski demikian untuk pembiayaan syariah tercatat mengalami kenaikan. Total penyaluran secara konsolidasi naik 58,8% (YoY) dari Rp16,69 triliun pada akhir 2017 menjadi Rp26,51 triliun.
Adapun untuk total penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) secara konsolidasi tercatat sebesar Rp167,04 triliun. Realisasi itu turun tipis atau sebesar 1,39% secara year on year.
Pada perkembangan lain, rasio-rasio keuangan CIMB Niaga mengalami perbaikan. Untuk rasio kecukupan modal tercatat membaik dari 18,60% menjadi 19,66%. Begitu juga dengan rasio nonperforming loan (NPL) gross turun dari 3,75% menjadi 3,11%. Sementara untuk efisiensi tercatat membaik yang tercermin dari rasio BOPO 80,97% dari sebelumnya 83,48%.
CIMB Niaga secara bank only mencatatkan rasio kecukupan modal 19,20%, NPL gross 3,11% dan rasio BOPO 81,49%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel