Edukasi Duit: Memaknai Uang Sebagai Alat Kolaborasi

Bisnis.com,21 Feb 2019, 13:54 WIB
Penulis: News Writer
Goenardjoadi Goenawan. / Bisnis-swi

Bisnis.com, JAKARTA — Semua orang tentu pernah berurusan dengan uang. Mungkin juga, sebagian dari Anda ada pula yang bermasalah dengan uang. Bermasalah bukan berarti tidak punya uang, tetapi punya utang atau tagihan utang ke orang lain.

Sebagian dari Anda bisa jadi beranggapan berurusan dengan uang itu tidak mudah. Rumit, mbulet, apalagi kalau sudah urusan nagih utang ke pihak lain. Seringnya, lebih galak yang punya utang saat ditagih daripada yang memberi utang.

Begini, pada dasarnya sifat uang itu selfish. Egois. Itu sudah dari sananya. Makanya ada sebagian masyarakat yang acapkali disebut medit atau pelit karena enggak mau keluar uang. Kalau ada orang yang suka beramal, wah itu kebaikannya luar biasa.

Lantas, bagaimana sebenarnya kita bisa melihat uang itu sebagai sesuatu yang baik atau buruk.

Ibarat orang pacaran, missal pacar Anda namanya Puput. Puput kita anggap sebagai uang. Maka untuk bisa mengetahui Puput itu baik atau buruk, makan yang Anda lakukan adalah mencari informasi tentang Puput dari teman-temannya, dari tetangganya, dari mana pun.

Itulah yang disebut sebagai kolaborasi. Merekalah yang memberitahu Anda. Berapa pun uang Anda,  Anda tidak bisa menguasainya.  Semakin erat Anda menguasai uang,  maka uang semakin ilusif.  

Coba tanya,  bagaimana caranya menguasai Puput?  Rasa cinta kepada uang membuat kita tidak bisa mengerti uang.  

Ketika bisnis Anda turun, Anda perlu kolaborasi dengan pihak lain.  Harus dilihat dari sudut pandang pihak berbeda.

Anda sulit melakukan kolaborasi karena pola pikir merit system dan reward system itu bukanlah dasar rezeki. Rezeki itu datang dengan tiga syarat, peace, blessing, dan mercy.

Maka, bukalah diri Anda untuk membangun kolaborasi.

Penulis

Ir Goenardjoadi Goenawan, MM

Motivator Uang

Untuk pertanyaan dan informasi buku elektronik terbaru, bisa diajukan melalui alamat: goenardjoadigoenawan@gmail.com

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Stefanus Arief Setiaji
Terkini