Sektor Industri Dasar Tekan, IHSG Ditutup Melemah

Bisnis.com,22 Feb 2019, 17:41 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/2/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri reli pelemahan dan ditutup melemah pada akhir perdagangan hari terakhir pekan ini, Jumat (22/2/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup melemah 0,56% atau 36,39 poin di level 6.501,38, setelah dibuka melemah 0,3% atau 19,58 poin ke level 6.518,19.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.481,47 – 6.530,22. Adapun pada perdagangan Kamis (21/2), IHSG ditutup menguat 0,38% atau 24,98 poin ke level 6.537,77.

Dari 627 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak 171 saham menguat, 219 saham melemah, dan 238 saham stagnan.

Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) yang masing-masing melemah 3,07% dan 4,65% menjadi penekan utama atas pelemahan IHSG pada akhir perdagangan.

Tujuh dari sembilan sektor dalam IHSG berakhir di teritori negatif, didorong oleh sektor industri dasar dengan pelemahan 1,66%, disusul sektor properti yang melemah 0,86%.

Di sisi lain, sektor perdagangan dan tambang yang masing-masing menguat 0,83% dan 0,23% menahan pelemahan IHSG lebih lanjut.

Saham emiten semen seperti PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) turut menyeret sektor industri dasar menekan IHSG.

Menurut Fahressi Fahalmesta, Analis Ciptadana Sekuritas Asia, ekspektasi kenaikan harga batu bara sebagai imbas dari laporan tentang larangan China terhadap impor batu bara Australia dapat memengaruhi produsen semen Indonesia.

“Mengingat penambang batu bara Indonesia diuntungkan potensi meningkatnya permintaan dari China, ini akan menciptakan sentimen negatif bagi perusahaan-perusahaan semen yang selama ini mengandalkan batu bara sebagai sumber energinya,” terang Fahressi, seperti dikutip Bloomberg.

Seperti diberitakan, para pedagang (trader) China menghentikan pembelian batu bara Australia karena lamanya waktu penyelesaian administrasi di pelabuhan menjadi 40 hari atau lebih.

Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 ditutup dengan pelemahan 0,88% atau 5,03 poin ke level 567,07, setelah dibuka di zona merah dengan pelemahan 3,17 poin atau 0,55% ke level 568,93.

Indeks saham lainnya di Asia bergerak variatif pada perdagangan hari ini, dengan indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang yang masing-masing menguat 0,25% dan 0,18%, sedangkan indeks FTSE Straits Time Singapura melemah 0,24%.

Di sisi lain, indeks Shanghai Composite menguat 1,91%, indeks Hang Seng naik 0,65%, sedangkan indeks Kospi menguat 0,08%.

Bursa saham Asia membalikkan sebagian pelemahannya pada perdagangan hari ini, didukung oleh penguatan kuat di China menyusul tanda-tanda kemajuan dalam pembicaraan perdagangan dengan AS mengimbangi kekhawatiran tentang memburuknya prospek ekonomi global.

Bursa saham China sempat goyah sebelumnya karena kekhawatiran investor atas perlambatan pertumbuhan domestik dan indikasi bahwa otoritas China hanya akan menggunakan pemangkasan suku bunga sebagai upaya terakhir untuk meningkatkan perekonomian.

Namun demikian, investor terus mengamati dengan seksama pembicaraan tingkat tinggi antara AS dan negosiator perdagangan China di Washington.

Reuters sebelumnya melaporkan bahwa kedua pihak sedang menyusun bahasa untuk enam nota kesepahaman tentang usulan reformasi China. Sementara itu, Wakil Perdana Menteri China Liu He akan bertemu dengan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih pada hari Jumat, menurut pernyataan Gedung Putih.

 

Saham-saham penekan IHSG:                   

Kode

(%)

BMRI

-3,07

CPIN

-4,65

HMSP

-1,05

BBNI

-2,24

ASII

-0,97

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

(%)

UNTR

+5,47

BNII

+11,03

SQMI

+22,06

CLAY

+23,66

GIAA

+6,90

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini