Gara-Gara Data Ekonomi AS, Dolar Jadi Limbung

Bisnis.com,22 Feb 2019, 11:01 WIB
Penulis: Renat Sofie Andriani
Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Selasa (9/10/2018)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA – Dolar Amerika Serikat (AS) bergerak fluktuatif di kisaran penguatan yang dibukukan sebelumnya terhadap sejumlah mata uang utama.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia turun hanya 0,005 poin ke level 96,600 pada pukul 10.23 WIB.

Pergerakan indeks sebelumnya dibuka turun tipis 0,01% atau 0,013 poin di level 96,592. Pada perdagangan Kamis (21/2), indeks dolar berakhir menguat 0,16% atau 0,151 poin di level 96,605.

Sepanjang perdagangan hari ini, indeks dolar bergerak fluktuatif dengan rentang sempit 96,581 – 96,647.

Seperti diberitakan Reuters, penguatan indeks dolar sebelumnya ditopang kenaikan imbal hasil obligasi AS ke level tertingginya sepekan di tengah pemberitaan soal progres yang dicapai dalam perundingan perdagangan AS-China di Washington.

Penguatan greenback, bagaimana pun, tampak terbatas setelah rilis sejumlah data indikator ekonomi AS pada Kamis, termasuk penurunan pesanan barang modal inti dan penjualan rumah yang lesu.

Departemen Perdagangan melaporkan pesanan domestik untuk barang-barang modal nonpertahanan selain pesawat terbang, yang menjadi indikator rencana belanja bisnis, melorot 0,7%.

Dan lagi, sektor pabrik Atlantik Tengah AS turun ke teritori kontraksi pada Februari, untuk pertama kalinya sejak Mei 2016, menurut data Philadelphia Federal Reserve.

Fakta ini mempertegas ekspektasi bahwa bank sentral AS Federal Reserve akan mempertahankan suku bunganya stabil. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun pun turun menjadi 2,686% pada hari ini, dibandingkan dengan level 2,688% pada Kamis (21/2).

“Pasar mata uang sedang memasuki fase ketika menjadi sedikit mati rasa terhadap perkembangan politik seperti perundingan perdagangan AS-China dan Brexit,” terang Takuya Kanda, manajer umum di Gaitame.Com Research.

“Sentimen [mata uang] kembali ke hal-hal fundamental, terutama untuk dolar AS, dengan setiap rilis data sampai laporan nonfarm payroll pekan depan cenderung perlahan membangun petunjuk arahnya,” lanjut Kanda.

Pergerakan dolar AS juga dibatasi oleh mata uang euro yang pagi ini terpantau menguat tipis 0,02% ke level US$1,1338 pada pukul 10.33 WIB, setelah berakhir turun 0,02% di posisi 1,1336 pada Kamis (21/2).

Nilai tukar euro, yang memiliki sekitar 58% bobot pada indeks dolar AS, bergerak di jalur penguatan 0,4% sepanjang pekan ini.

Posisi indeks dolar AS                                                        

22/2/2019  (Pk. 10.23 WIB)

96,600 (-0,01%)

21/2/2019

96,605 (+0,16%)

20/2/2019

 

96,454 (-0,07%)

19/2/2019

 

96,520 (-0,40%

18/2/2019

96,904 (0%)

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini