Efek Pola Musiman, SSMS Proyeksi Produksi Kuartal I/2019 Belum Maksimal

Bisnis.com,23 Feb 2019, 01:40 WIB
Penulis: Novita Sari Simamora
Petani memindahkan kelapa sawit hasil panen ke atas truk di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (4/4/2018)./JIBI-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten perkebunan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS) memproyeksi produksi pada kuartal I/2019 tidak bakal sebaik kuartal-kuartal lainnya mengingat adanya pola musiman dalam bisnis kebun.

Corporate Secretary Sawit Sumbermas Sarana Swasti Kartikaningtyas mengungkapkan produksi CPO mencapai 27.641 ton pada Januari 2019 atau turun 6% dari posisi yang sama tahun lalu. Meski demikian, penurunan ini diklaim normal.

"[Produksi Januari 2019 dalam] Kondisi normal karena produksi sepanjang 2018 sangat tinggi. Kalau dibandingkan dengan 2018, akan terlihat turun," ujarnya, saat dihubungi Bisnis, baru-baru ini.

Swasti menyebutkan produksi CPO pada kuartal I/2018 sebesar 94.275 ton. Angka ini lebih rendah dibandingkan tiga kuartal lainnya pada 2018, yang masing-masing menghasilkan 117.733 ton, 123.155 ton, dan 109.133 ton.

Pada 2019, SSMS memasang target produksi Tandan Buah Segar (TBS) dan CPO masing-masing sebesar 2,25 juta ton dan 560 ton per jam. Target 560 ton per jam berasal dari 9 Pabrik Kelapa Sawit (PKS).

Saat ini, SSMS tengah dalam proses merampungkan 3 PKS baru.

Pada 2019, perseroan siap mengalokasikan belanja modal senilai US$54 juta, dengan komposisi US$9 juta untuk tanaman dan US$45 juta untuk aset. Untuk kebutuhan penanaman, capital expenditure (capex) tersebut akan digunakan untuk menambah 3.500 hektare (ha), yang terdiri dari lahan inti dan plasma dengan luas masing-masing 500 ha dan 3.000 ha.

Swasti menambahkan belanja modal untuk non planting cukup besar karena perseroan akan membutuhkan biaya besar untuk melakukan pembangunan dan penyelesaian pabrik, jetty, gudang, serta peralatan.

Pada 2018, luas lahan tertanam SSMS mencapai 82.500 ha. Bila target penambahan lahan tertanam tercapai, maka luas lahan tertanam perseroan bakal mencapai 86.000 ha hingga akhir 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Margrit
Terkini