Bisnis Kosmetik Makin Ketat, Ini Saran Analis untuk Emiten

Bisnis.com,24 Feb 2019, 17:26 WIB
Penulis: Azizah Nur Alfi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten kosmetik dinilai perlu meningkatkan stimulus untuk mendorong daya beli konsumen terhadap produk kosmetik maupun personal care.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, tingkat konsumsi pada produk personal care maupun kosmetik bergantung pada kebutuhan itu sendiri. Produk kosmetik maupun personal health care merupakan barang kebutuhan sekunder.

Di sisi lain, persaingan antar perusahaan di industri ini semakin ketat terlihat dari ketersediaan produk personal care dan kosmetik yang begitu banyak di mal maupun toko.

Untuk itu, produsen dinilai perlu meningkatkan stimulus berupa promosi, diskon, maupun edukasi, untuk mendorong daya beli masyarakat terhadap produk-produk ini.

"Kalau demand ini ada, maka perusahaan bisa mendapatkan hasil dengan penjualan tersebut," katanya pada Jumat (22/2/2019).

Dalam perspektif teknikal, analis merekomendasikan hold pada saham KINO dengan target harga pada level Rp2.600 per saham.

Pada perdagangan Jumat (22/2/2019), harga saham KINO ditutup pada level Rp2.800 per saham, naik 100 poin atau menguat 3,70%.

Adapun, trading jangka pendek untuk saham KPAS dapat dilakukan. Saham KPAS ditutup pada level Rp198 per saham, naik 12 poin atau menguat 6,45% pada perdagangan Jumat (22/2/2019).

"KPAS juga terlihat likuid, hanya ranging dari Rp180-Rp220 [per saham]," katanya.

Sementara itu, analis menilai saham TCID kurang likuid. Begitu pula, saham MBTO juga kurang likuid, sehingga investor diminta wait and see.

"UNVR memiliki TP jangka menengah hingga jangka panjang di level Rp55.550. Maintain Buy atau Akumulasi Beli," imbuhnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Gita Arwana Cakti
Terkini