Investor Masih Pantau Perundingan AS-China, IHSG Melemah pada Sesi I

Bisnis.com,26 Feb 2019, 13:02 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
30 tim mengikuti kompetisi jual beli saham OPPO Stocks in Your Hand di mainhall Bursa Efek Indonesia, Senin (18/2/2019)./Bisnis/Emanuel B. Caesario

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih tertekan di zona merah hingga akhir sesi I perdagangan hari ini, Selasa (26/2/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan IHSG melemah 0,2% atau 13,01 poin ke level 6.514,21 pada akhir sesi I dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Sebelumnya, indeks dibuka menguat 0,04% atau 2,36 poin di level 6.527,72. Sepanjang perdagangan pagi ini, IHSG bergerak di level 6.497,76–6.536,19. Sebanyak 134 saham menguat, 228 saham melemah, dan 266 saham stagnan dari 628 saham yang diperdagangkan.

Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang masing-masing melemah 0,51% dan 0,65% menjadi penekan utama pergerakan IHSG siang ini.

Sementara itu, delapan dari sembilan sektor menetap di zona merah, didorong sektor aneka tambang yang melemah 1,22% dan pertanian yang turun 0,77%. Adapun sektor properti menguat 0,05%.

Sejalan dengan IHSG, indeks saham lainnya di kawasan Asia mayoritas juga melemah siang ini. Indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing turun 0,37% dan 0,41%, indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,41%, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan naikturun 0,32%.

Sementara itu, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China masing-masing menguat 0,63% dan 0,13%.

Mengutip laporan Reuters, bursa Asia melemah pada hari Selasa setelah mencapai level tertinggi lima bulan karena investor masih menantikan apakah AS dan China dapat mencapai kesepakatan perdagangan.

Presiden Donald Trump mengatakan pada hari Minggu bahwa AS akan menunda kenaikan tarif pada barang impor China senilai US$200 miliar sekaligus menjadi tanda yang paling jelas bahwa kedua pihak membuat kemajuan dalam perundingan.

Di sisi lain, Trump memberikan ungkapan kehati-hatian, dan mengatakan kesepakatan bisa terjadi dengan segera , atau mungkin tidak terjadi sama sekali.

Pelemahan pasar saham Asia datang ketika analis JPMorgan mendesak investor untuk "mengekang sebagian antusiasme mereka" atas pembicaraan perdagangan, dengan mengatakan perpanjangan tenggat waktu adalah "kesimpulan awal."

"Sebagian besar beranggapan tindakan ini akan terjadi, Dan perlu dicatat bahwa tidak ada tanggal tenggat waktu yang ditetapkan dan tidak ada pernyataan resmi yang diterbitkan dari kedua pihak setelah pembicaraan di Washington," ungkap analis JPMorgan, seperti dikutip Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini