Twit Trump Bikin Harga Minyak Memerah

Bisnis.com,26 Feb 2019, 13:03 WIB
Penulis: Dika Irawan

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak tergelincir pada Selasa (26/2/2019), setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump meminta OPEC mengurangi upaya-upaya untuk mendongkrak harga emas hitam itu.

Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 12:18 WIB, harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak April 2019 turun 0,47% atau 0,26 poin di level US$55,22 per barel. Sementara itu, harga minyak Brent merosot 0,23% atau 0,15 poin di level US$64,61 per barel.

Sejumlah analis menilai AS sebagai konsumen minyak terbesar dunia hendak melawan kenaikan harga minyak akibat pengurangan produksi para produsen. Sebab, selama periode 8–22 Februari 2019, harga Brent tercatat naik 8,1%.

Pada Senin (25/2), Trump menyatakan keprihatinannya tentang harga minyak yang menjulang tinggi. Dia pun megulangi seruannya agar OPEC untuk menjaga harga tetap stabil.

Trump mengeluarkan cuitannya di Twitter mengeluhkan harga minyak yang terlalu tinggi. “Harga minyak terlalu tinggi. OPEC, bikin santai saja. Dunia tidak bisa menerima kenaikan harga,” tulisnya, Senin (25/2).

OPEC dan produsen lainnya seperti Rusia pada akhir tahun lalu sepakat untuk mengurangi produksi minyak sebesar 1,2 juta barel per hari untuk mencegah stok minyak global melimpah.

Sementara itu, Arab Saudi, eksportir minyak terbesar di dunia, baru-baru ini mengestimasikan produksinya akan jatuh pada Maret mendatang.

Analis juga  mencatat, pada saat yang sama Trump juga berusaha agar harga minyak menjadi lebih murah. Namun, sanksi mereka terhadap Iran dan Venezuela justru merangsang kenaikan harga minyak global.

“AS sangat menyadari sanksi mereka terhadap Iran dan Venezuela juga membantu kenaikan harga dan mereka [AS] tidak dalam posisi untuk mengabaikan sanksi tersebut,” kata Edward Moya, analis senior di broker OANDA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farodilah Muqoddam
Terkini