1 dari 5 Barang di Ritel Modern Hasil Karya UMKM

Bisnis.com,27 Feb 2019, 13:16 WIB
Penulis: M. Richard
Pemkot Balikpapan memberlakukan pengurangan pemakaian kantong plastk di ritel modern./JIBI-Sophia Andayani

Bisnis.com, JAKARTA — Pengusaha ritel mengklaim porsi produk usaha mikro kecil dan menengah telah mencapai 20% dari total merek produk yang dijual di peritel modern. Hal tersebut dikarenakan upaya internal pengusaha ritel yang semakin aktif mencari produk UMKM potensial.

Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey mengatakan pelaku usaha semakin aktif mencari pelaku UMKM untuk mengisi ritel modern. Bahkan, upaya tersebut telah berhasil menggenjot porsi yang awalnya hanya sekitar 10% hingga 15%.

"Kami pelaku usaha sudah aktif mencari pelaku UMKM untuk masuk ritel modern. Kami melakukan penilaian sendiri. Bagi kami, pelaku UMKM merupakan mitra strategis," ujarnya, Rabu (27/2/2019).

Hanya saja, Roy berharap pemerintah daerah juga semakin aktif mendorong pelaku UMKM daerah untuk masuk ke ritel modern. Pengusaha ritel bahkan masih memiliki banyak daftar pelaku UMKM yang memiliki potensi, baik dari segi kualitas, kemasan, izin, sertifikat, maupun merek produk. 

Namun, permasalahan dalam menggenjot produk UMKM selalu sama, yakni kontinuitas dari produk UMKM yang membuat pengusaha tidak berani untuk memasukkannya ke gerai.

"Kontinuitas itu paling penting. Permasalahan ini cuma pemerintah daerah yang bisa bantu. Pelaku UMKM ini harus dibantu pendanaan, produksinya harus terjamin. Setidaknya stok untuk gerai ritel modern di daerah tersebut," ucapnya.

Di sis lain, menurut Roy, pemerintah daerah tidak perlu khawatir dan sampai membuat moratorium penambahan gerai ritel modern di daerahnya. Pasalnya, peningkatan kinerja UMKM juga merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh para pengusaha ritel modern.

"UMKM menurut kami adalah mitra kerja. Salah satu napas perekonomian, Bahkan mereka paling besar. Mereka justru yang memiliki produk khas untuk dijual. Kami justru ingin berkolaborasi," ujarnya.

Selain itu, Roy melanjutkan, pemerintah daerah bisa menjadikan kemampuan pelaku UMKM yang telah masuk di ritel modern sebagai tolak ukur untuk mendorongnya ke pasar ekspor.

"Teorinya mudah. Jika pelaku UMKM ini sudah mampu tembus di ritel modern, semua kuantitas dan kualitas produk mereka terjaga. Artinya merek juga sudah siap ekspor," tuturnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Demis Rizky Gosta
Terkini