BUMN Didorong Giat Ekspansi Ke Luar Negeri

Bisnis.com,27 Feb 2019, 00:58 WIB
Penulis: Rivki Maulana
Kementerian BUMN

Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah mendorong para kontraktor pelat merah untuk lebih giat mencari peluang pasar konstruksi di luar negeri seiring peningkatan kapasitas yang pesat dalam empat tahun terakhir. Di dalam negeri, pangsa kontraktor lokal sudah menjadi tuan di negeri sendiri.

Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat (PUPR), Syarif Burhanuddin mengatakan peluang pasar konstruksi di luar negeri cukup terbuka. Terlebih, kapasitas kontraktor badan usaha milik negara (BUMN), baik dari sisi permodalan maupun kompetensi amat memadai sehingga bisa ikut bersaing.

"BUMN kita seharusnya sudah go internasional. Saat ini sudah ada beberapa, seperti WIKA yang tadinya membangun jalan di Aljazair, sekarang malah sudah membangun perumahan di sana," jelasnya kepada Bisnis, pekan lalu.

Syarif menambahkan, eksplorasi peluang pekerjaan konstruksi bisa dilakukan lewat peran duta besar Indonesia di beberapa negara. Menurut Syarif, duta besar bisa menjembatani kepentingan kontraktor BUMN dalam mencari peluang pasar di luar negeri.

Bisnis mencatat, perkembangan kinerja BUMN infrastruktur sangat pesat dalam periode 2014-2017. Dilansir dari laporan tahunan delapan BUMN, total aset gabungan pada 2017 mencapai Rp350,64 triliun, hampir empat kali lipat dibandingkan dengan posisi pada 2014 sebesar Rp95,16 triliun. Selama empat tahun, rata-rata pertumbuhan aset (CAGR) mencapai 54,45%.

Peningkatan aset delapan BUMN juga berbanding lurus dengan permodalan. Total ekuitas delapan BUMN mencapai Rp86,74 triliun, tumbuh rata-rata 52% dalam rentang 2014-2017.

Kedelapan BUMN tersebut yaitu PT Hutama Karya (Persero), PT Waskita Karya Tbk., PT Adhi Karya Tbk., dan PT Jasa Marga Tbk. Selanjutnya PT PP Tbk., PT Wijaya Karya Tbk., PT Brantas Abipraya (Persero), dan PT Nindya Karya (Persero).

Salah satu kontraktor BUMN yang getol berekspansi ke luar negeri adalah WIKA. Sejak 2007, WIKA merambah pasar konstruksi di sepuluh negara, mulai dari Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Afrika. Direktur Operasi III Wijaya Karya Destiawan Soewardjono sebelumnya mengatakan perseroan memiliki sejumlah proyek yang tengah dalam tahap negoisasi.

Di Aljazair, WIKA menjajaki kontrak baru untuk pembangunan 10.000 unit rumah. Sementara itu, di Rwanda, WIKA membidik proyek pembangunan kantor. Di Taiwan, perseroan mengincar proyek jembatan. “[Nilai kontrak] Aljazair Rp2 triliun, Rwanda Rp700 miliar, dan Taiwan Rp300 miliar,” bebernya.

Sepanjang 2019, WIKA menargetkan perolehan kontrak baru di luar negeri sebesar Rp4,6 triliun sedangkan pada tahun lalu perolehan kontrak serupa mencapai Rp6 triliun. Kontrak yang diharapi atau order book diestimasi mencapai Rp10 triliun di akhir 2019 nanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini