Dibuka Menguat, Mampukah Harga Sawit Bangkit Hari ini?

Bisnis.com,28 Feb 2019, 15:21 WIB
Penulis: Dika Irawan
Tandan buah segar/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Usai ditutup melemah pada perdagangan Rabu (27/2/2019), harga minyak kelapa sawit berhasil rebound pada perdagangan hari ini, Kamis (28/2/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, harga sawit untuk kontrak Mei 2019 di Bursa Derivatif Malaysia dibuka menguat 0,42% atau 9,00 poin pada level 2.141 ringgit per ton. Hingga pukul 14:15 WIB, harga sawit pun masih terpantau di zona hijau alias meningkat 1,17% atau 25,00 poin padalevel 2.157 ringgit per ton.

Sebelumnya, harga sawit ditutup melemah sedalam 2,34% atau 51,00 poin pada level 2.132 ringgit per ton. Angka itu terlemah sejak November tahun lalu yang berada pada kisaran 2.137 ringgit per ton.

Adapun dari awal tahun, harga bahan baku minyak goreng ini telah turun 3,24%. Sementara itu, selama sebulan sudah melemah 11,46%.

“Aksi jual jatuh begitu dalam kemarin. Namun saya pikir akan cepat pulih,” kata seorang trader berjangka di Kuala Lumpur, Malaysia, dikutip dari Bloomberg, Kamis (28/2/2019).

Dia mengatakan, keyakinan itu didasarkan atas ekspektasi bahwa produksi sawit di Malaysia pada Februari akan jatuh sebanyak 7 – 10%. Hal ini lantas menjadi sentimen positif bagi harga sawit untuk terus menguat.

Produksi sawit biasanya akan turun secara bulanan dalam kuartal awal tahun. Namun, para trader mengatakan bahwa pada Februari produksi bisa lebih tinggi dari tahun kemarin.

Data dari Dewan Minyak Sawit Malaysia (Malaysian Palm Oil Board/MPOB) menunjukkan produksi pada Januari jatuh 3,9% menjadi 1,74 juta ton. Akan tetapi terkait data Februari, dewan tersebut akan merilisnya pada 11 Maret mendatang.

Surveyor kargo Intertek Testing Services dan AmSpec Agri Malaysia melaporkan, ekspor sawit pada Februari turun 14,5-15,2% dari bulan sebelumnya.

Sementara itu, harga minyak kedelai di bursa Chicago Board of Trade juga menguat 0,13% atau 0,04 poin di level US$30,16 per pon.

Untuk diketahui, harga minyak sawit seringkali terpengaruhi kenaikan harga minyak kedelai. Alasannya keduanya bersaing di pasar minyak nabati dunia. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Riendy Astria
Terkini