Bisnis.com JAKARTA - PT Jaminan Pembiayaan Askrindo Syariah melakukan penandatanganan kerja sama dengan Bank Riau Kepri.
Penandatanganan tersebut dilakukan langsung oleh Direktur Utama Askrindo Syariah Soegiharto dan Direktur Utama Bank Riau Kepri Irvandi Gustari.
Kedua pimpinan itu didampingi Direktur Pemasaran Askrindo Syariah Supardi Najjamuddin, Direktur Keuangan Askrindo Syariah, Subagio Istiarno, Kepala Divisi Pemasaran Askrindo Syariah, Khairul Fata serta Pemimpin Cabang Askrindo Syariah, Budi Sanori serta Kepala Divisi Syariah PT Bank Riau Kepri, Syahrul.
Direktur Pemasaran Askrindo Syariah Supardi Najjamuddin mengatakan Bank Riau Kepri merupakan bank daerah yang berkembang dengan sangat pesat.
Disebutkan bahwa aset Bank Riau Kepri saat ini mencapai Rp27 triliun, 10% assetnya bersumber dari asset unit usaha syariah yaitu sebesar Rp2,7 triliun dengan potensi bisnis terbuka lebar.
"Kerja sama ini sangat potensial karena kita melihat potensi konsumer Bank Riau Kepri ini sebesar Rp482 miliar sedangkan potensi KUR sebesar Rp100 miliar dan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebesar Rp13 miliar, oleh karena itu, Askrindo Syariah merasa penting untuk melakukan kerja sama yang akan saling menguntungkan kedua belah pihak," ujar Supardi, dikutip dari siaran pers, Jumat (1/3/2019).
Supardi mengatakan, ke depan Askrindo Syariah juga akan akan menyasar produk produk yang menjadi kekuatan Bank Riau Kepri khususnya untuk pembiayaan konsumtif berbasis potong gaji bagi karyawan PNS.
"Kami akan terus memperbanyak mitra kerja, tidak hanya dengan perbankan nasional melainkan juga dengan perbankan di daerah. Kekuatan perbankan daerah itu sangat bagus dan potensinya juga luar biasa karena di daerah itu captive market mereka sangat baik seperti pinjaman untuk kesejahteraan karyawan mereka atau pembelian rumah serta kebutuhan lainnya," jelas Supardi.
Selain itu, terkait kinerja Askrindo Syariah selama 2018, Supardi menjelaskan, perseroan mengalami peningkatan signifikan. Hal tersebut tercermin dari meningkatkan pertumbuhan Imbal Jasa Kafalah (IJK) serta laba perusahaan selama 2018.
"Pertumbuhan Imbal Jasa Kafalah [IJK] naik 29,6% sebesar Rp225 miliar dibanding IJK tahun 2017 yaitu sebesar Rp176 miliar. Sementara untuk laba bersih perusahaan di tahun 2018 kami berhasil membukukan laba sebesar Rp14 miliar naik sekitar 66,7% dibandingkan laba 2017 yaitu Rp6 miliar," ujar Supardi.
Untuk tahun 2019, Supardi mengatakan, akan tetap melakukan strategi implementatif memaksimalkan potensi pasar penjaminan syariah yang ada di tanah air.
Selain itu, Askrindo syariah juga terus mengembangkan layanan dan inovasi dengan ditunjang IT dan outlet yang tersebar di sejumlah kota di Indonesia.
"Askrindo Syariah akan fokus pada penjaminan syariah segmen konsumtif sejalan dengan arah perkembangan bisnis perbankan syariah, sedangkan untuk sektor produktif akan tetap disasar secara selektif untuk tetap menjadi prudent underwriting," ujar Supardi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel