Musim Panen dan Tarif Listrik Buka Peluang Deflasi IHK Maret-April 2019

Bisnis.com,02 Mar 2019, 06:32 WIB
Penulis: Hadijah Alaydrus
Warga melakukan isi ulang pulsa listrik di salah satu perumahan, Jakarta, Rabu (6/1/2016)./ Antara-M Agung Rajasa

Bisnis.com, JAKARTA -- Deflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) diperkirakan berlanjut pada Maret dan April 2019 seiring dengan masuknya musim panen dan efek penurunan tarif listrik golongan 900 VA. 
 
Ekonom Indef Bhima Yudhistira menuturkan faktor pendorong terjadinya deflasi lanjutan antara lain musim panen dan penurunan tarif listik golongan 900 VA. 
 
Namun, dia melihat kondisi lain yang perlu dicermati, yakni pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang masih stagnan di kisaran 5% sehingga demand pull inflation atau naiknya harga karena dorongan permintaan rendah. 
 
"Ada faktor masyarakat kelas menengah atas mengurangi konsumsi. Ini sebagai respons jelang Pemilu dan geliat sektor usaha yang masih lambat," ungkap Bhima, Jumat (1/3/2019).
 
Alhasil, laju inflasi IHK tahun ini akan tetap stabil di kisaran rendah. 
 
Kepala Ekonom PT Bank Nasional Indonesia Tbk. Ryan Kiryanto mengatakan efek deflatoir akan berlanjut ke April 2019, seiring dengan adanya musim tanam dan penurunan tarif listrik kelompok 900-1.200 VA. 
 
"Expected inflation ke depan yang cenderung rendah ini akan memberikan stimulus untuk lebih dovish [melonggar] dalam penetapan BI-7DRR di Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) bulan-bulan mendatang," tuturnya kepada Bisnis.
 
Setidaknya, Ryan yakin BI tidak akan agresif lagi dalam mengerek suku bunga seperti tahun lalu, yang naik hingga 175 bps ke level 6%. 
 
Suku bunga kemungkinan akan bertahan di level 6% tahun ini guna memberikan angin segar bagi perbankan untuk menahan suku bunga dana dan kredit serta sektor riil agar lebih ekspansif di tengah Tahun Politik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Margrit
Terkini