Bank Mandiri Buka Opsi Akuisisi Bank Permata

Bisnis.com,05 Mar 2019, 13:07 WIB
Penulis: Ropesta Sitorus
Aktivitas layanan perbankan di Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (2/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. angkat bicara terkait rumor perihal rencana perseroan untuk mengakuisisi PT Bank Permata Tbk.

Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas mengatakan pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk mencaplok saham Bank Permata pasca pernyataan pemegang saham eksisting yang sedang bersiap untuk angkat kaki.

“Ya kalau cocok, apa saja bisa, yang penting cakep dan murah. Mungkin Permata disinggung-singgung karena Standard Chartered mau menjual, tapi poinnya adalah kami sudah menyampaikan lebih dahulu bahwa kami akan mencari [lembaga jasa keuangan untuk diakuisisi] sejak paparan kinerja akhir tahun 2018,” katanya di Jakarta, Senin (4/3/2019).

Meski begitu, Rohan membantah bahwa pihaknya secara spesifik sedang mengincar Bank Permata dan telah melakukan pembicaraan khusus.

Menurutnya, sebelum melakukan pendekatan khusus, perseroan masih perlu menyampaikannya ke dalam rencana bisnis bank (RBB) serta meminta izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terlebih dahulu. Padahal, dalam RBB 2019, emiten bersandi BMRI itu belum mencantumkan rencana aksi korporasi untuk mencaplok bank.

Bank BUKU IV tersebut akan melakukan revisi RBB pada Juni mendatang untuk menyertakan aksi akuisisi lembaga jasa keuangan dalam RBB perubahan.

“Nama bank yang diincar belum ada. Kami cuma bilang kami punya minat berinvestasi di lembaga keuangan, tapi bukan kepada bank tertentu. Kami punya minat mengakuisisi bank skala menengah karena punya ekses capex tapi kami belum menyampaikan dalam RBB. Windownya ada di Juni,” paparnya.

Ketika ditanya lebih lanjut terkait calon yang dimaksud, Rohan berkelit. Dia hanya menyatakan kriteria perusahaan dimaksud bergerak di bidang bisnis yang belum banyak dipegang oleh Bank Mandiri.

BMRI ingin lembaga jasa keuangan tersebut mampu memperkuat bisnis perseroan  yang selama ini dikenal kuat di segmen korporasi besar, BUMN, dan payroll.

Sebelumnya, Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo menyebutkan perseroan berpeluang mengakuisisi bank skala menengah.

Menurut Tiko, sapaan akrabnya, idealnya perusahaan tersebut punya kapasitas di bidang usaha kecil menengah, khususnya segmen perdagangan dan value chain yang belum banyak dieksplorasi BMRI.

Tiko menyebutkan perseroan memiliki alokasi dana ekspansi anorganik yang sangat besar pada 2019, yakni sekitar Rp30 triliun – Rp35 triliun.

Dana itu merupakan ekses permodalan perseroan. Bank Mandiri akan menjaga rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) di level 17% untuk jangka panjang, sedangkan kondisi CAR per akhir 2018 sebesar 20,98%.

“Artinya ada ekses 3% - 4% yang nilainya sekitar Rp30 triliun, bisa dimanfaatkan untuk ekspansi anorganik. Saya preferensinya mid-size bank sebab kalau ambil bank Rp20 triliun tidak terlalu signifikan,” ujar Kartika, beberapa waktu lalu.

Di lain pihak, Ketua Dewan Komisoner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyatakan saat ini belum ada pemberitahuan resmi dari lembaga mana pun yang ingin berinvestasi ke Bank Permata.

Seperti diketahui, Standard Chartered PLC (SCB) telah mengirimkan sinyal kuat terkait upayanya untuk melepaskan kepemilikan 44,56% sahamnya di Bank Permata yang telah dimiliki selama 10 tahun terakhir.

Sinyal untuk divestasi itu muncul seiring dengan rencana restrukturisasi yang dilakukan bank SCB yang berpusat di London, Inggris tersebut.  

Sejumlah analis di dalam negeri memperkirakan ada dua kandidat ideal yang punya peluang besar untuk menyerap saham Bank Permata, yakni Bank Mandiri dan bank asal Jepang yakni Mihuzo.

Adapun, pemegang saham pengendali Bank Permata saat ini yakni PT Astra International Tbk. dan Standard Chartered Bank (SCB). Keduanya berbagi rata kepemilikan 89,12% saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Akhirul Anwar
Terkini