Analis Prediksi Harga Bijih Besi Capai US$100 per ton

Bisnis.com,05 Mar 2019, 17:05 WIB
Penulis: Finna U. Ulfah
Ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Analis memprediksi harga bijih besi dapat naik mencapai US$100 per ton seiring dengan tekanan pasokan global yang semakin menipis sehingga pasar bijih besi akan segera mengalami krisis.

Analis Citigroup Tracy Xian Liao mengatakan bahwa implikasi pasokan dari kecelakaan di salah satu tambang milik raja produsen bijih besi, Vale SA, belum sepenuhnya dihargai.

"Kami memperkirakan krisis akan datang pada pertengahan tahun untuk pasar bijih besi, dengan asumsi baja China telah menuntut pertumbuhan produksi 1% pada 2019, dan penurunan cadangan yang berkelanjutan," ujar Tracy seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (5/3/2019).

Sebagai informasi, produksi baja China direncanakan meningkat sehingga menaikkan permintaan di saat pasokan dalam tekanan.

Adapun, pasar bijih besi global telah kehilangan 4% pasokannya akibat jebolnya bendungan di salah satu tambang milik Vale SA di Brasil yang menewaskan ratusan orang dan pemberhentian sementara aktivitas penambangan dari tambang tersebut. 

Harga bijih besi telah naik secara signifikan sejak kecelakaan tersebut sehingga harga bijih besi patokan melonjak ke level US$90 per ton.

Apalagi ketika penambang bijih besi raksasa lainnya, seperti Rio Tinto Group dan BHP Group, enggan untuk menaikkan produksinya dalam waktu dekat sehingga investor berusaha untuk mencari tahu konsekuensi dari cadangan stok yang menipis tersebut.

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Selasa (5/3/2019) harga bijih besi di bursa Dalian melemah 2,06% menjadi US$92,13 per ton. Harga bijih besi masih bergerak naik 14,25% secara year to date.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Riendy Astria
Terkini